Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2013

Berasa Menikah di Semester Empat

Gambar
Setelah menikah maka orang akan memutuskan dimana mereka tinggal. Keputusan ini sudah jauh-jauh kami  pikirkan, jauh sebelum menikah. Kami memutuskan untuk tinggal di sebuah kontrakan mungil di belakang kantor. Kontrakan yang memang dari awal kuhuni. Ada om yang menyarankan agar mencari kontrakan lain yang lebih besar. Tapi untuk saat ini hal tersebut belum memungkinkan. Kami baru saja masuk dan tentu pekerjaan telah menunggu. Tumpukan baju kotor dari pulang kampung juga belum beres. Selain itu, ada baju kotor kita dari Bali yang belum tertangani. Tumpukan kado dari sahabat dan saudara kita belum rapi dan tak tahu ditempatkan dimana karena banyak. Alhamdulillah, hingga saat ini rezeki senantiasa tercurah. Kami juga belum mempunyai gas. Kalau kompor malah ada 2 kompor kecil dan 1 kompor besar dan semuanya kado. Sebetulnya aku punya kompor listrik tetapi kadang panasnya kurang stabil dan kalau pemakaian listrik berlimpah, daya rumah kami tidak bisa dan turun. Alhasil kami leb

Aku Ikut Bahagia Dia Menikah

Gambar
Sebuah pesan datang, pesan dari R, seorang peneliti. Perkenalan kami sejak 2009, ketika itu kami terlibat kegiatan yang sama mengenai penelitian bahasa dan seminar internasional di Batu, Malang. Tidak ada perasaan khusus kepadanya, aku selalu profesional melakukan instruksi dari panitia sehingga waktu yang tidak berapa lama benar-benar kugunakan dengan sebaik-baiknya. Waktu itu aku pun harus membagi waktu dengan kegiatan utamaku yaitu kuliah S2. Hari-hari senantiasa kulalui, kumanfaatkan waktu yaitu untuk konsultasi dengan pakar-pakar bahasa, memecahkan permasalahan bahasa dan sharing pengalaman. Suasana hotel kusuma, Batu Malang ini juga mendukung. Hawa yang sejuk dan pemandangan yang indah, di sini pun diberikan fasilitas makan buah sepuasnya. Ada buah jambu, strawberry, anggur, tergantung musim, namun buah yang selalu ada yaitu buah apel. Pengunjung diizinkan untuk makan buah apel sepuasnya tetapi tidak boleh membawanya pulang. Jika ingin membawa pulang, pengunjung har

Dilema Prewedding

Gambar
Nada dering BBku berbunyi tanda ada bbm. “De, bisa bicara sebentar? ada yang mau kusampaikan” Sejenak aku berpikir, menerka, apa yang hendak  disampaikan? Ah lebih baik segera kujawab. Sepertinya dia mood untuk bercerita. Itulah salah satu sifatnya, kalau sedang mood bercerita dia akan bercerita jika tidak dia lebih memilih diam. “Ya, mas, bisa, ada apakah?” Tak beberapa lama nada dering BB tanda ada panggilan terdengar. Dan pembicaraan terus mengalir. Dia bercerita bahwa temannya di kantor, yang juga dosen fotografi di universitas swasta ternama di Jakarta. Aku tidak tahu asal muasal teman mas menawari untuk memfoto prewedding kita. Mungkin karena qt belum melakukan sesi itu. Teman mas berjenis kelamin wanita sebut saja Bu Ana. Dia sebenarnya tidak satu gedung dengan calon suami saya. (sekarang suami saya). Mungkin karena mas sering membantu keperluan komputer plus printil-printilannya, jadilah mereka berakrab ria. Tidak banyak yang kuketahui tentang bu Ana. Mask

Manajemen Pohon Pisang

Gambar
Ini bukanlah sebuah kisah tentang pohon pisang atau berhubungan dengan teknik menanam pohon pisang. Ini sebuah ajaran yang berkembang di keluargaku.  Aku tidak tahu pemikiran ini dimulai dari siapa dan kapan? Pemikiran tentang tradisi misah setelah menikah. Berdasarkan cerita dari nenek dan kakek. Mamah dan ayahku ketika menikah langsung misah , tidak tinggal di rumah mbah. Begitu juga, kakak-kakakku juga seperti itu, jarang yang tetap tinggal di rumah atau seperti istilah yang keren disebut “pondok mertua indah”. Mengapa disebut manajemen pohon pisang? Sebab kehidupan rumah tangga diibaratkan dengan pohon pisang.  Jika pohon pisang telah dewasa dan siap untuk diliar, maka pak tani akan meliar. Kehidupan pohon pisang yang diliar dan kehidupan pohon pisang yang dekat induk akan berbeda. Pohon yang jauh dari induk akan tumbuh dengan subur, lekas berbuah dan berbuah manis. Begitulah kira-kira filosofi yang keluarga kami sering ajarkan. Seperti  layaknya kami yang baru men