Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2013

Celoteh Sandra

Gambar
   Ini bukan cerita mengenai muridku. Ini sebuah kisah tentang seorang gadis kecil bernama Sandra. Baru kutahu namanya, Sandra, setelah beberapa bertemu, sekitar 2 tahun. Barulah aku menanyakan namanya. Itu seperti kebanyakan orang Indonesia, sudah bertanya atau mengobrol banyak baru menanyakan nama. Pertemuanku bersama Sandra adalah pertemuan yang tidak sengaja apalagi diatur. Itulah skenario Allah. Pertemuanku dengannya  berawal dari waktu yang sama. Aku tiap hampir dua bulan sekali berbelanja kebutuhan bulanan di salah satu swalayan. Aku pergi ke swalayan itu biasanya sepulang kerja. Aku berbelanja secukupnya dan pulang dengan segera. Aku tipe orang yang tidak terlalu berminat untuk melihat-lihat terlebih dahulu jadi aku biasanya langsung kepada tujuan yang akan dibeli. Aku berangkat dan pulang menuju menggunakan angkot.  Ketika perjalaan pulang dari swalayan, di dalam angkot sudah ada anak SD yang kemudian dia turun di gang, tempat aku turun juga. Seperti beberapa kesemp

KPR Menjadi Semacam Solusi

Gambar
Tiap orang menginginkan punya rumah. Rumah merupakan kebutuhan pokok. Ada banyak pilihan, ada yang memilih pondok mertua indah atau ikut orang tua, ada yang memilih mengontrak atau kos, ada juga yang dapat warisan dan subsidi dari orang tua. Dan pilihan yang aku pilih adalah mengontrak sembari mengusahakan punya rumah. Baik orang tua, mertua, suami maupun aku bukanlah orang yang super kaya yang bisa membelikan rumah. Alhasil, semua hasil berada di tangan sendiri, dengan keringat sendiri, bergantung usaha sendiri (berdua dings dengan suami). Sebetulnya permasalahan adalah karena harga rumah semakin melambung tinggi dan banyak masyarakat yang kesulitan memperoleh rumah, terutama masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah, atau latar belakang seperti aku.heheheh…semoga kelas ekonomi bisa berubah. Salah satu alternatif dengan berhutang ke bank melalui KPR. Terbukti kredit ini cukup efektif membantu masyarakat. KPR menjadi lebih diminati dibandingkan tunai maupun tunai

Surga Bukan Di Bawah Telapak Kaki Ibu Rumah Tangga, Ibu Pekerja, Maupun Ibu Pengusaha Tetapi Semua Ibu

Gambar
Ketika sudah menikah, kemudian dihadapkan kondisi untuk mengikuti arisan atau sekadar kumpul dengan teman atau kolega yang senasib atau sudah menikah. Permasalahan muncul ketika mereka sudah punya anak. Sebenarnya bukan permasalahan menurutku, tetapi masing-masing keluarga berusaha menyiasati. Dalam hal ini, aku berusaha mengamati dan memahami logika mereka berpikir, secara aku belum punya anak heheheh. “ Alhamdulillah ya, sesuatu banget. Gajian lagi hari ini. Bisa beli ini-itu tanpa nyodorin tangan ke suami. Nikmatnya menjadi wanita mandiri.” Begitulah kira-kira para ibu muda yang bekerja sendiri berbicara.  Kubu sebelah siap membalas, “Alhamdulillah ya, badan encok karena sibuk BBM an. Kerja gratisnya tidak sia-sia, lho. Insya Allah surga balasannya. Super sesuatu.” BBM = beberes, benah-benah, memasak.” Begitulah para ibu rumah tangga yang tak kalah berceloteh. Dan kemudian kancah pertarungan diramaikan oleh pendatang baru: Working at Home Mom alias ibu pengusaha. Biasa