Memilih Tipe S2
Di dunia ini ada berbagai jenis sistem pendidikan pascasarjana yang layak untuk dipahami oleh para pencari beasiswa (scholarship hunters). Banyak di antaranya berbeda dengan sistem yang berlaku di tanah air. Pemahaman yang baik akan perbedaan masing-masing sistem akan membantu mengantarkan kita untuk memperoleh pendidikan tinggi yang berkualitas dan mendukung cita-cita setelah menyelesaikan studi.
S2 by course atau by research ?
Bagi mahasiswa yang menempuh pendidikan S2 di dalam negeri, istilah ini mungkin tidak terlalu familiar. Hal ini dikarenakan sistem pendidikan S2 di Indonesia hanya ada satu, yakni campuran antara by course atauby research. Sebelum jauh, mari kita mengenal apa itu by course dan by research. S2 by course adalah pendidikan S2 yang harus ditempuh dengan menyelesaikan semua mata kuliah, baik itu mata kuliah di kelas dan lapangan. Serta harus menyelesaikan semua tugas-tugas yang diberikan dalam mata kuliah tersebut. Untuk bisa lulus S2 by course hanya cukup memenuhi jumlah kredit minimal mata kuliah dan dengan nilai yang telah ditentukan, tidak perlu melakukan riset atau membuat penelitian yang harus di laporkan dalam wujud thesis. Biasanya S2 by course bisa diselesaikan dalam 1 tahun atau 1.5 tahun saja.
S2 by research adalah pendidikan S2 yang meniadakan (atau minor) mata kuliah. Jikalau ada mata kuliah yang harus diambil, biasanya hanya terdiri dari beberapa kredit saja dan bisa diselesaikan dalam 1 semester saja. Mata kuliah yang diajarkan biasanya adalah mata kuliah untuk memperkaya penelitian mahasiswa. Untuk bisa menyelesaikan S2 by research, mahasiswa diharuskan mengerjakan penelitian yang harus dilaporkan dalam wujud thesis dan publikasi ilmiah.
Selain dua tipe pendidikan S2 tersebut, ada beberapa kategori lagi yang disebut sebagai S2 by course with minor thesis dan S2 by course with major thesis (atau S2 by thesis). Sebenarnya S2 by course with minor thesis mempunyai kemiripan dengan S2 by course, hanya saja di akhir studi mahasiswa perlu membuat semacam laporan kecil atas sebuah studi kasus atau studi literatur. Sedangkan S2 by course with major thesis (atau S2 by thesis) hampir mirip dengan S2 by research, hanya saja kandungan mata kuliahnya sedikit lebih banyak.
Menentukan Pilihan
Bagi scholarship hunters, menentukan tipe pendidikan yang ingin ditempuh adalah penting. Hal ini berkaitan dengan kesesuaian anatara ilmu yang ingin diraih dan juga karir setelah lulus. Bagi yang ingin berkarir menjadi seorang profesional/praktisi, S2 by course adalah pilihan yang tepat. Karena biasanya mata kuliah yang disampaikan sangat aplikatif dan up to date. Bisa juga menempuh S2 by course with minor thesis. Sedangkan yang ingin menjadi peneliti atau dosen, sebaiknya mengambil S2 by research atau major thesis. Karena selain akan memiliki skill sebagai peneliti, biasanya juga sudah mempunyai kemampuan dalam mempublikasi karya ilmiah. Syarat ini biasanya diperlukan untuk melanjutkan ke jenjang S3.
Bagi yang ingin menjadi peneliti dan melanjutkan studi ke S3, sebaiknya menghindari mengambil S2 by course. Beberapa universitas akan menolak mahasiswa yang berlatar belakang S2 by course untuk melanjutkan S3, namun beberapa universitas juga memperbolehkan dengan syarat mengikuti beberapa mata kuliah tambahan yang berkaitan dengan skill meneliti, atau bahkan diharuskan menjadi research student terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan program S3 adalah research based degree, oleh karena itu terkadang beberapa orang menyebut program S3 sebagai training program bagi para calon peneliti.
Beda Negara, Beda Sistem
Tidak semua negara mempunyai sistem pendidikan pascasarjana yang sama. Di Eropa, Amerika dan Australia, S2 lebih banyak menawarkanby course atau minor course. Hal ini dikarenakan program S2 lebih kepada formalitas pendidikan saja. Namun bukan berarti tidak ada yang menawarkan program S2 by research. Ada beberapa universitas yang menawarkan program tersebut. Silahkan di cek lebih lanjut di website universitas yang ingin dituju.
Di Jepang, meskipun hampir mayoritas lulusan S1 melanjutkan ke S2, namun sejak pertama kali mahasiswa berstatus sebagai mahasiswa S2 akan mempunyai kewajiban untuk masuk ke laboratorium dan mengadakan eksperimen (bagi yang risetnya berhubungan dengan eksperimen). Meskipun mahasiswa S2 juga mempunyai beban kuliah di kelas yang mencapai 30 SKS. Hal ini dikarenakan sistem pendidikan di Jepang adalah laboratory-based. Jadi, setiap mahasiswa S2 atau S3 diharuskan berafiliasi dengan salah satu laboratorium.
sumber:http://erywijaya.wordpress. com/2012/01/24/memahami- sistem-pendidikan- pascasarjana-di-luar-negeri/
Komentar
Posting Komentar