WWL Claritza
WWL
singkatan dari Weaning With Love artinya menyapih dengan penuh cinta. Sementara
itu, Claritza adalah nama anakku berusia 2 tahun (26 Maret 2016). Seminggu
sebelum ultahnya, di kantorku ada acara retret ke pulau Anyer selama 2 hari
(19-20 Maret 2016). Pada saat itu Kaka (nama panggilan sayang untuk anakku yang
ia sematkan sendiri dengan lahirnya tetangga sebelah..hehehe) sedang kurang fit
karena sedang pilek.
Seperti
tradisi-tradisi sebelumnya, jika aku pergi keluar kota, kami minta ditemani
nenek menginap di rumah. Dari awal sebenarnya aku dan suami bersepakat atau
mempunyai visi yang sama untuk WWL. Akan tetapi, tiba-tiba berubah dengan
banyaknya cerita dari nenek. Nenek bercerita jika tidak segera disapih takut di kemudian hari lebih
susah, takut gigi ompong/rusak, nenen sampai sekolah. Nenek setiap hari
bercerita pengalaman nenek tentang cerita negatif jika tidak segera menyapih,
seakan-akan aku tidak akan menyapih.
Ketika
aku retreat, kaka tidak rewel meskipun dia masih flu, dan dua hari berpisah
tidak membuat Kaka lupa dengan nenen. Hari pertama, Kaka minta nenen. Aku yang
tidak tega ingin segera memberinya, tetapi suami melarang, nenek juga mendukung
suami. Saat itu benar-benar aku merasa sendiri. Aku peluk anakku yang menangis
minta nenen dan kuusap-usap pundaknya meski tangisnya tak jua berhenti, suami
meninggalkan aku berdua. Tak berapa lama, nenek datang, aku menyampaikan
keinginanku untuk menyusui lagi kaka dan membiarkan dia terus menyusu sampai
benar-benar sembuh dan siap disapih. Lagi pula, kami baru saja berpisah, aku tak
ingin merusak saat kami melepas rindu. Akhirnya nenek mengerti dan meminta
maaf.
Aku
teringat pengalaman menyusui pada masa awal ketika asi belum lancar, nenek
sedih melihat kaka yang menangis dan merekomendasikan untuk memberikan susu
formula, dan tegas suami melarang “Jika mamah kasih susu formula, artinya mamah
yang bakal nanggung semua kebutuhan susu formula sampai besar, dan aku ga mau
susu yang mahal dan paling bagus”. Suami melaksanakan visi dan misinya untuk
berusaha memberikan asi. Dan akhirnya, nenek memahami. Suami memberikan
dukungan full mulai membelikan pompa, gelas, icegell dan perlengkapan lain
hingga membantu memompa asi, memijit aku dan lain hal yang sifatnya mendukung.
Lain
dengan proses penyapihan, sejak kejadian itu, suami dan aku jarang membicarakan
tentang penyapihan dengan penuh cinta. Dan aku juga kecewa dengan sikapnya. Ada
dua kemungkinan, kemungkinan pertama, suami memang mempercayakan penyapihan
pada tanganku. Kedua, suami sudah terlanjur kecewa karena 2 tahun lebih anak
masih menyusui. hehehe, tapi aku tak mau pusing yang penting kaka sehat dan
bahagia
Aku
pun mulai bertanya kepada teman, saudara sampai orang tua mengenai penyapihan. Akan
tetapi, jawaban mereka hampir 80 % dengan manipulasi artinya dilarang menyusui
dengan diberi sesuatu yang membuat anak tidak mau. Meskipun tujuan akhirnya
sama, tetapi caranya belum sesuai dengan keinginanku bahwa anak yang menentukan
untuk stop menyusu, tidak pula dikejar sehari ini tidak boleh menyusu tetapi
bertahap.
Aku
yang merasa sendiri dan dalam kesendirian itu aku merasa aku harus selalu
mendekat padaNya. Aku mulai pasrah, pasrah dengan waktu, terserah kaka berhenti
menyusui, karena dialah yang menentukan. Sahabat saya yang masih menyusui malah
terus mendukung saya untuk bisa WWL. Selain itu, ada sebuah kisah yang membuat
aku makin percaya diri. Hehehe . Teladan wanita shalihah, ibu dari Anas bin
Malik yang merupakan salah seorang sahabat yang banyak meriwayatkan hadits Nabi.
Ketika
Islam bersinar di muka bumi, cahayanya sampai di hadapan Ummu Sulaim, maka yang
pertama kali dia dakwahi adalah keluarganya, yaitu suaminya. Namun suaminya
menolak, hingga ia mati dalam keadaan kafir. Ketika Ummu Sulaim mengetahui
suaminya terbunuh, ia tetap tabah dan mengatakan, *”Aku tidak akan menyapih
Anas hingga dia sendiri yang memutuskannya, dan aku tidak akan menikah sehingga
Anas menyuruhku.” *
Dari
kisah di atas dapat kita ketahui bahwa kemungkinan ketika itu Anas bin Malik
masih kecil dan masih menyusu. Seandainya penyapihan wajib dilakukan ketika
anak berusia dua tahun, maka tentu Ummu Sulaim tidak akan mengatakan bahwa ia
tidak akan menyapih Anas sampai anaknya itu sendiri yang memutuskan. Karena
bila demikian halnya maka Ummu Sulaim telah menyelisihi syariat Islam, yang
tentunya hal itu akan mendapat teguran dari Nabi-shallallahu ‘alaihi wa sallam-
yang masih hidup di zaman itu. Namun tidak ada keterangan dari para ulama
mengenai hal ini, sedangkan kisah ini mahsyur di kalangan mereka. Wallahua’lam.
Tips yang bisa
dibagikan adalah
- Siapkan tim sukses
Meski
yang ini aku belum berhasil, aku bersyukur masih ada teman-teman dan teteh
(asisten) yang mendukung.
2. Prinsip
tidak menawarkan dan tidak menolak
Prinsip ini penting karena jika dilanggar,
salah satu efek negatifnya jika kita menolak
dengan
cara yang kasar dan salah ketika anak meminta adalah anak bisa menangis keras,
sulit berhenti yang dapat membawa dampak negatif bagi psikologisnya kelak,
bahkan merusak hubungan indah yang selama ini sudah terjalin selama menyusui.
Untuk
menghindari ini, kita juga harus bisa membedakan manakah permintaan menyusu
yang sekiranya masih bisa dialihkan dengan hal lain atau tidak, sehingga tidak
asal menuruti, tetapi juga tidak serta-merta menolak permintaannya. Dan agar
prinsip ini tetap dapat diterapkan, ada hal lain yang menuntut ibu dan tim sukses lainnya
untuk aktif dilakukan. Misalnya
siapkan permainan yang menarik sebagi pengalih ketika anak mulai ingat
menyusui.
3. Tanpa menggunakan
tipuan/kebohongan pada anak
Contohnya
adalah hal yang sering disarankan orang tua kita dahulu, seperti : membuat
puting seolah-olah luka/sakit dengan diberi pewarna merah darah atau
menempelkan perban sehingga anak tidak mau lagi menyusu karena takut
menyakiti bundanya; atau dengan cara lain misalnya memberi sebuah sensasi rasa
pahit/pedas di puting sehingga bayi kapok untuk menyusu.
Tinggalkan
jauh-jauh pikiran untuk menyapih dengan cara ini, dengan cara ini sama saja
kita mengajarkan sebuah kebohongan ke anak bahwa terjadi sesuatu di puting
bunda yang menyebabkan dia tidak bisa menyusu lagi.
Banyak
teori yang mengatakan bahwa hal ini memberi dampak yang negatif ke psikologi
anak seperti merusak hubungan kasih sayang/bonding yang selama ini sudah
terbentuk ketika masih menyusui, anak menjadi trauma, dan menciptakan jarak
antara Bunda dan anak abhkan hingga dewasa. Tapi pada kenyataannya, ada juga
anak yang tetap tidak berhasil disapih meski dengan cara seperti ini, tetap
saja mau menyusu seolah tidak peduli dengan rasanya. Bukti bahwa setiap anak
itu unik.
- Proses menyapih dilakukan secara bertahap.
Misalnya frekuensi menyusui
dikurangi dari 4 kali menjadi 3 kali hingga akhirnya berhenti sama sekali.
Pernah suatu kali,
kaka dah 2 hari ga minta nenen, ternyata di hari ketiga minta lagi, terus engga minta seterusnya.
5. Memberikan
pengertian/sugesti kepada anak secara berulang-ulang
dengan kalimat positif.
Untuk melaksanakan tips ini, orang tua terutama ibu harus disertai perasaan yakin dan percaya diri bahwa anak seusia ini telah cukup cerdas dan pintar sehingga mengerti hal yang akan kita sampaikan, yakin bahwa mereka mampu untuk berproses belajar dan belajar terus. Mulailah dengan mengggunakan kata-kata yang positif ketika menyampaikan, seperti: Claritza sudah besar, nda boleh nenen lagi, minumnya air putih (kalau kalimat ini aku nyanyikan ketika Kaka mulai tidur)
Untuk melaksanakan tips ini, orang tua terutama ibu harus disertai perasaan yakin dan percaya diri bahwa anak seusia ini telah cukup cerdas dan pintar sehingga mengerti hal yang akan kita sampaikan, yakin bahwa mereka mampu untuk berproses belajar dan belajar terus. Mulailah dengan mengggunakan kata-kata yang positif ketika menyampaikan, seperti: Claritza sudah besar, nda boleh nenen lagi, minumnya air putih (kalau kalimat ini aku nyanyikan ketika Kaka mulai tidur)
5.
Hypnoterapi di saat yang paling tepat
Ketika
anak sudah sangat mengantuk tetapi masih sadar dan belum benar-benar tertidur,
bisikkan secara lembut ke telinganya kata-kata yang sama sebagaimana tips no.4,
dan nikmatilah setiap reaksinya yang unik. Awalnya mungkin dia menolak,
terkadang bergumam mengiyakan, atau hanya sekedar merengek karena sangat
mengantuk. Terus lakukan ini berulang setiap kali akan tidur, insya Alloh
efektif mempermudah proses penyapihan selanjutnya.
6. Alihkan
perhatiannya dengan hal lain yang disukai dan selalu menyiapkan itu.
Selain
memberikan pengertian dan sugesti dengan kata-kata diatas, kita juga harus
aktif menyiapkan kegiatan, makanan atau benda apa saja yang sekiranya bisa
mengalihkan perhatiannya ketika anak menunjukkan tanda ingin menyusu, biasanya
adalah hal yang paling disukai si anak.
7. Konsisten, disiplin dan kompak
Konsisten
berarti teguh pendirian, tidak plin-plan atau ragu-ragu. Sikap yang tidak
konsisten justru akan membuat anak bingung dan bahkan meremehkan setiap hal
serius yang kita sampaikan, dan gagal lah semua usaha yang kita lakukan jika
anak sudah tidak menganggap serius kita. Disiplin berarti tertib, sesuai
komitmen, sesuai rencana, sesuai tahapan. Sikap yang tidak disiplin hanya akan
akan memperlambat proses karena akan sulit mendapatkan kemajuan.
Kompak berarti sejalan,
bersinergi, saling mendukung antara seluruh tim sukses sehingga anak akan lebih
mudah mengerti, penurut, tidak memihak (merasa lebih disayang oleh yang
membelanya), dan tidak bingung siapa yang harus diikutinya.
8. Persiapan Mental Ibu
Ketika
proses weaning mulai menunjukkan hasilnya, ada hal khusus bagi mental ibu yang harus disiapkan.
Mungkin ketika awal memutuskan untuk mulai menyapih, ibu berpikir akan mudah
jika anak sudah tidak menyusu, tidak lelah, tidak bangun-bangun malam lagi
untuk menyusui, tidak repot, lebih santai dan bayangan postitif lainnya.
Pada
kenyataannya ada perasaan yang bertentangan dengan itu semua yang harus ibu siapkan. Ibu bisa tiba-tiba saja
menjadi merasa kehilangan, hampa, was-was, khawatir
yang hampir sama dengan baby blues. Merasa kehilangan karena anak yang selama
ini nempel tiba-tiba menyapih dirinya dari ibu ,
hampa karena bonding yang selama ini didapat ketika menyusui juga perlahan
berkurang, was-was dan kawatir akan kesehatannya ketika sakit yang biasanya
sembuh hanya dengan minum asi,
lalu nanti bagaimana jika sudah tidak menyusu, dst.
Ketika
perasaan ini melanda, siapkan mental ibu
dengan
berbagai hal yang positif, seperti misalnya Insya
Allah kakak sudah mandiri, gigi sudah lengkap sudah
saatnya dia lebih banyak makan dengan mengunyah, kakak siap memiliki adik lagi,
malam tidurnya jadi lebih nyenyak Karena tidak mencari-cari nenen lagi, dan
berbagai hal positif lainnya. Jangan sampai hal ini justru mematahkan usaha dan
ingin kembali menyusui, padahal si anak sudah menunjukkan keputusannya untuk
menyapih dirinya. Jika sudah yakin
bisa, maka anakpun juga bisa, begitu pula sebaliknya.
Setelah disapih, Kaka justru lebih semog. hehehe
9. Jangan
menyapih di saat anak sedang tidak sehat, sedih, kesal atau marah.
Hindari menyapih anak dari
menyusu ke benda lain seperti empeng, botol susu, bantal, dan lain sebagainya. Dan Jangan
menyapih secara berdadak, harus bertahap.
10. Sabar dan
doa
Sejak awal saya sampaikan bahwa WWL adalah tentang CARA yang tepat, bukan SAAT yang tepat, jadi keputusan menyapih ada di tangan si anak dimana reaksi dan waktu yang dibutuhkan masing-masing anak bisa berbeda-beda karena setiap anak memang diciptakan unik. Dan untuk melewati proses yang belum pasti kapan ujungnya ini, hendaklah orang tua bersabar menjalaninya, jangan memaksa anak, juga jangan mengolok-olok anak ketika proses menyapih belum berhasil dan dia masih memutuskan untuk menyusu. Tetap nikmatilah saat-saat dia masih menyusu dengan Sabar, ulangi, sabar, ulangi, terus dan terus. Terakhir tentu saja doa agar selalu diberi kemudahan melakukannya, niatkanlah juga dalam rangka menaati perintah Alloh yang bernilai ibadah, dan senantiasa diberikan yang terbaik buat bunda dan anak.
Sejak awal saya sampaikan bahwa WWL adalah tentang CARA yang tepat, bukan SAAT yang tepat, jadi keputusan menyapih ada di tangan si anak dimana reaksi dan waktu yang dibutuhkan masing-masing anak bisa berbeda-beda karena setiap anak memang diciptakan unik. Dan untuk melewati proses yang belum pasti kapan ujungnya ini, hendaklah orang tua bersabar menjalaninya, jangan memaksa anak, juga jangan mengolok-olok anak ketika proses menyapih belum berhasil dan dia masih memutuskan untuk menyusu. Tetap nikmatilah saat-saat dia masih menyusu dengan Sabar, ulangi, sabar, ulangi, terus dan terus. Terakhir tentu saja doa agar selalu diberi kemudahan melakukannya, niatkanlah juga dalam rangka menaati perintah Alloh yang bernilai ibadah, dan senantiasa diberikan yang terbaik buat bunda dan anak.
Aku perlu
membedakan dua waktu menyusu
- Menyusu
sewaktu-waktu.
Jika
permintaan menyusu muncul sewaktu-waktu
maka kita harus bisa membedakan manakah permintaan
menyusu yang kiranya perhatiannya masih bisa dialihkan dengan hal lain atau
tidak, sehingga tidak asal menuruti, tetapi juga tidak serta-merta menolak
permintaannya. Nah jika ternyata bisa dialihkan, siapkan makanan atau kegiatan
yang dia sukai dengan melibatkan orang lain sehingga bukan hanya ibu yang ada, karena jika ibu sendirian, hal ini akan
lebih susah dilakukan karena anak akan mudah ingat untuk menyusu kembali
meskipun sedang asik bermain.
Jika
perlu anak dibawa bermain oleh teteh (asisten).
Jika dengan aku, paling
mudah dialihkan dengan kegiatan menggambar, mewarnai, menempel dan main ayunan
dengan boneka favoritnya. Untuk waktu
menyusu sewaktu-waktu hampir kaka sangat mudah karena pada siangnya Kaka lebih
banyak dengan teteh (assiten).
- Menyusu
saat menjelang tidur.
Ini
saat menyapih yang paling sulit dan berat. Biasanya anak menyusu sebelum tidur
dapat diganti dengan menawarkan menggendongnya ketika akan tidur (akan lebih
mudah jika hal ini dilakukan oleh
teteh/papa), atau sambil meninabobokkan, atau
dengan dipijit kaki/badannya, ada yang sambil minum air putih, sambil memegang
boneka favoritnya atau dengan dongeng sebelum tidur. Tawarkan semua hal ini
sambil terus lakukan hypnoterapi hingga anak memilih dan ibu menemukan mana yang
sesuai dengan kemauannya sebagai ganti keinginan menyusu. Dan jika anak sudah
memilih, maka siapkanlah semua itu setiap kali akan tidur. Kaka minta didongengidan menyiapkan air putih jika sewaktu-waktu
dia terbangun tengah malam minta menyusu.
WWL disebut berhasil
- Anak sudah tidak
lagi meminta menyusu, bahkan saat ditawarkan dia bisa saja menolak.
- Anak
lebih memilih air putih ketika haus. (tidak disarankan menawarkan air
minum lain sebagai pengganti ASI kecuali jika sekali-kali diberikan
seperti, susu sapi, susu kambing, jus buah,)
- Sebagai
pengganti pengantar tidur, anak sudah memilih kegiatan lainnya yang
disukainya seperti dongeng hingga dia tertidur, pijat, nina bobo.
- Anak
tidak lagi menangis, marah, atau menolak ketika kita ingatkan kata-kata
yang sering kita sampaikan kepadanya tentang berhenti menyusu.
Alhamdulillah…Claritza
menyusu dari hari petama lahir 26 Maret 2014 dan berhenti tidak menyusu 13
April 2016 (2 tahun 18 hari).
Saat-saat
yang sibuk, April 2016
Komentar
Posting Komentar