Belajar Dari Sepak Bola
Tentu olahraga
satu ini dekat denganku. Dari kecil aku sudah akrab dengan olahraga sepak bola.
Pak deku (aq memanggilnya bapak) menyukai sepakbola. Selain itu, masku (mas
sepupu) juga menyukai sepak bola. Setidaknya kita punya hobi yang sama sebagai
penonton sepak bola. Ketika musim pertandingan, atau ada event-event besar televisi
dikudeta olah kami. Tidak ada sinetron atau tayangan lain yang pada hari-hari
biasa dikuasai oleh kaum wanita (hehehe ibuku aja sih).
Masku sudah
menyiapkan kacang, brondong jagung , atau makanan lain sebagai teman menonton
bola. Sementara itu, aku bertugas membuat kopi untuk ketiga laki-laki dalam
rumah kami, kedua masku dan bapak. Nah, bapak kita beri tugas untuk menampakkan
powernya merayu ibu agar televisi kita kuasai. Sebetulnya ada beberapa televise
di rumah kami. Televisi yang kami kuasai, televisi yang berada di ruang tengah.
Sempat aku
berpikir, mengapa sih orang bermain bola, seperti tak ada kerjaan,rebutan. Beri
saja mereka bola satu2, untuk digerakkan kan olahraga juga. Tidak harus
berebut, tendang bahkan tak jarang kena sikut
bahkan cedera.
Ah, bukanlah
semua diciptakan tak sia-sia pasti ada tujuannya. Maka kutarik garis lurus
padaNya. Aku teringat ayat “… dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya
(pula)....” (al-An’aam: 59) Dialah
Allah Yang menciptakan dan mengatur semua peristiwa, bagaimana mereka berawal
dan berakhir. Dia pulalah yang menentukan setiap gerakan bintang-bintang di
jagat raya, kondisi setiap yang hidup di bumi, cara hidup seseorang, apa yang
akan dikatakannya, apa yang akan dihadapinya, sebagaimana diperkuat dalam ayat
lain Sesungguhnya, dalam penciptaan langit
dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),"Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah
kami dari siksa neraka." (QS. Ali 'Imran:191)
Maka timbul pikiran, pelajaran apakah yang bisa kita ambil dari
sepak bola? Tentu itu diciptakan agar dekat padaNya. Mencoba berdialektika
ternyata ada banyak hal positif yang bisa diambil.
Pertama,
perjuangan hidup dan tujuan hidup jelas.
Dengan hanya satu bola maka pemain
dituntut untuk berjuang lebih agar bisa mengeGOALkan. GOAL bermakna pula
tujuan, tujuan sepak bola adalah memasukkan bola pada gawang. Tujuannya sangat
jelas. Begitulah dalam hidup, kita harus memperjuangkan hidup agar hidup lebih
baik dan mempunyai tujuan hidup yang jelas, fokus tidak menyimpang.
Kedua,
bekerja dalam tim dan mempunyai peran
Dalam hidup kita harus mampu bekerja
sama dengan orang lain. Kita harus memampu mengumpan bola, mengoper, dan
menendang kepada pemain lain. Kita harus sadar akan peran kita, total menjalankan
peran, peran sebagai pemain sayap kiri, kanan atau menjadi kiper. Sebagai
contoh, striker yang andal takkan berarti jika ternyata kipernya lemah. Contoh lain, ia
tidak mungkin bisa melesatkan bola ke gawang jika tidak menerima umpan yang
akurat dari rekannya. Jadi tiap lini haruslah kuat, mempunyai peran tersendiri
dan masing-masing peran merupakan peran yang penting. Sebagaimana hidup kita
harus bisa berjamaah dan mempunyai peran, kapan kita menjadi makmum, kapan kita
menjadi imam. Kapan kita sebagai anak, kapan kita sebagai seorang ibu, dll.
Ketiga,
sportivitas dan tanpa dendam disimbolkan dengan salaman
Dalam sepak bola, pemain dituntut
untuk berlaku sportif. Mengakui kemenangan lawan jika kalah. Apapun yang
terjadi di lapangan tidak membuat dendam karena siapapun yang menang
ujung-ujungnya berakhir dengan damai. Andai manusia mau mencontoh hal ini,
mereka tentu takkan menyimpan dendam, memutus tali silaturahmi, atau membawa
hal buruk sampai pulang ke rumah. Banyak dijumpai, seseorang sedang bermasalah
di rumah, di bawa ke kantor tidak mau senyum atau bahkan sebaliknya bersilang
pendapat di ruang rapat sampai keluar ruang rapat masih marah atau bahkan
sampai dibela-belain menghapus nomor
handphone, tak menyapa, saling jegal. Hal ini sangat disayangkan. Semoga kita
dijauhkan dari hal-hal yang demikian.
Keempat,
berdiri sama tinggi
Dalam sepak bola, tidak ada strata
tinggi rendah, tua muda atau pengkelas-kelasan. Mau dia juara kiper terbaik
versi majalah x atau sejenisnya. Dalam pertandingan segala sesuatu bisa
terjadi, tetapklah skill dan keberuntungan yang menentukan. Usia pun begitu,
kalaupun ada yang lebih tua atau muda tidak merendahkan atau mengunggulkan. Sebagai
contoh buffon (Itali) sekilas lebih bagus daripada cassilas (spanyol),
kariernya pun sejak usia 17 tahun dan membuat casillas juga mengidolakannya.
Dalam kenyataannya Itali kalah melawan spanyol (secara aku dukung spanyol dari
awal gitu lho hehheeh).
Kelima,
memanfaatkan waktu dan kesempatan hingga detik terakhir serta berhati-hati
Dalam sepak bola,waktu dan
kesempatan merupakan hal yang harus dimanfaatkan. Sedikit saja kesempatan akan
bisa mengubah banyak hal seperti gol, pelanggaran dan lain sebagainya. Hal itu
menuntut pemain agar berhati-hati. Dalam hidup kita harus memanfaatkan waktu
agar kita tidak tergolong orang yang merugi dan berhati-hati agar tidak
tergelincir menuju kesesatan.
Keenam,
tidak mudah mengeluh
Ketika melihat pemain sepak bola,
sudah terjungkal, tak sengaja ketendang, pemain tetap menjalankan perannya,
tidak mudah mengeluh. Andai ini diterapkan dalam hidup tentu kita lebih bisa
menjadi pribadi yang tangguh, tidak mudah mengeluh. Ada beberapa bahaya dari
mengeluh adalah membuat kita tidak bersyukur.
Ketujuh,
belajar ikhlas/legowo tidak mencari kambing hitam
Terkadang terlihat pemain sangatlah
jujur dalam bermain tetapi wasit terlihat memihak pemain lawan. Sebagai pemain
yang legowo menerima apapun keputusan wasit meskipun itu sangat menyakitkan.
Begitulah dalam hidup, kita sering kali mendapatkan kerikil-kerikil tajam
padahal kita sudah berjalan di jalan yang benar. Tetaplan berpikir positif,
barangkali dengan cara itu, Allah mendidik kita. Kita harus legowo menerimanya.
Kedelapan,
belajar strategi
Sepak bola membutuhkan strategi,
pelatih dan tim-tim lain. Kapan menggunakan pola permainan menyerang, tapi
nampak cantik dan indah dilihat (tidak main kasar apalagi bergaya preman atau
malah liar) atau dengan pola bertahan. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan,
siapa lawan kita, apa strateginya dan memerlukan pelatih untuk memimpin
latihan.
Kesembilan, berpikir cerdas dan
berwawasan.
Dalam
sepersekian detik sering pemain harus ambil keputusan, jelas itu butuh
kecerdasan tinggi, tidak ngawur dalam passing atau shooting. Pemain harus punya wawasan
saat bermain, kapan saat ke belakang dan kapan saat ke depan. Sekali-kali
(bukan terus menerus) ke belakang tapi secara cepat untuk tujuan ke depan
adalah baik adanya.
Meskipun banyak hal yang bisa kita
ambil dari sepak bola, kenyataannya hal ini banyak ditinggalkan oleh pemain,
supporter dan elite sepakbola. Timbul fanatisme, politisasi sepak bola dan
hal-hal lain yang kurang baik. Seyogyanya, kita bersatu padu untuk memajukan
sepak bola dan memajukan diri kita gar lebih baik. Hal ini tentu membutuhkan
riyadhoh (latihan) untuk berproses menyempurnakan diri secara terus menerus
yang datangnya dari Allah ditujukan untuk hambaNYa.
Hasil kontemplasi setelah menonton Itali vs Spanyol, 2
Juli 2012 pukul 01.30 WIB
Komentar
Posting Komentar