PRO ASI
Aku memang belum punya anak,
suami pun belum punya, tetapi izinkan aku untuk berbagi informasi. Sebagai
seorang wanita, menjadi seorang ibu
merupakan salah satu impian. Ibu akan memberikan yang terbaik untuk buah
hatinya. Itulah misi yang mungkin semua ibu sepakat. Akan tetapi ketika sudah
pada tataran visi, mungkin akan banyak perbedaan. Hampir sebagian besar Ibu
di Indonesia menyusui bayinya, namun tidak banyak ibu yg menyusui secara
eksklusif. Berbagai alasan terlontar, salah satunya adalah produksi ASI yang
sedikit, bahkan tidak keluar sama sekali.
Itu yang
membuat ada yang memilih menggunakan sufor(susu formula). Apalagi dengan segala
iming-iming memberikan terbaik dengan gencarnya iklan sufor. Tentu membuat ibu
memilih untuk memberikan sufor. Lagi-lagi itu sebuah pilihan yang wajib kita
hormati. Sedangkan, ada ibu yang memilih ASI, seperti mbakku (kandung) lebih
memilih pilihan ini. Hal ini tentu sudah
disepakati oleh mbakku dan suaminya. Ya, aku punya banyak ponakan sehingga
secara tidak langsung mulai akrab dan mengerti tentang dunia bayi.
Berdasarkan
penelitian sekilas, ponakanku yang ASI cenderung lebih jarang ke dokter dari
pada ponakanku yang sufor. Hal itu pula yang membuat mbakku memilih untuk ASI.
Ibu (kandungku) sudah meninggal ketika aku masih bayi merah, jadi aku juga
produk sufor. Dan kenyataannya daya tahan tubuhku memang tak sehebat mbakku.
Dalam
melaksanakan visinya mbak ku juga menemukan kendala. Ketika selesai persalinan,
asinya belum keluar. Hal itu tentu membuat mbakku panik, apalagi ini kehamilan
pertama. Mbakku anak pertama yang belum punya pengalaman tentang dunia bayi.
Ditambah lagi tidak ada ibu yang mendampingi. Di masa-masa seperti itu, anak butuh
dekat dengan ibu kandungnya.
Alhamdulillah,
mbakku menemukan pasangan yang tepat. Suaminya itu mencari informasi baik dari
ibu kandungnya maupun dari ibu (budeku). Jika ada perbedaan, masku mencari di
internet atau tanya dokter. Masku mencoba membesarkan hati mbakku agar tetap
berpikir positif bahkan memberikan kasih sayang lebih kepada mbakku sehingga
mbakku merasa dia wanita hebat yang bisa melahirkan anak. Masku juga bukan tipe
orang yang terlalu membawa bendera keluarga artinya bahwa berpikir keluarganya
selalu benar. Bahkan masku lebih memilih mengikuti saran-saran budheku.
Sebetulnya budeku memang cuek terhadap cucu-cucunya, mau diberi sufor atau asi
tidak terlalu dipikirkan. Karena
beranggapan ketika orang sudah menikah ya berarti orang tua siap melepas anak agar mandiri. Akan tetapi,
ketika dibutuhkan, bude tentu tidak bisa cuek dan menjadi peduli. Bude memang bukan bidan bukan
pula ahli medis. Pendidikan bude pun tak tinggi hanya sampai SMP. Dengan itu, justru
membuat bude tidak sok tahu dan berpikiran terbuka menerima pendapat orang
lain. Pola pengasuhan bayi itu berkembang sesuai zaman, jadi belum tentu yang
selama ini dipahami benar adalah benar sampai kapanpun. Ketika bude tidak bisa
menjawab pertanyaan masku, beliau lebih menyarankan tanya pada ahlinya. Bekal
menjadi kader PKK dan aktif di dharma wanita membuat bude mempunyai banyak
info.
Beliau
juga terlihat tidak panik atau gamang menangani bayi-bayi. Meskipun sekarang
telah pensiun dari dunia perkaderan PKK, bude masih sesekali datang ke posyandu
atau acara-acara sejenis. Beberapa hal yang ditanamkan bude misalnya:
1)
Urusan anak bukan hanya urusan ibu tetapi ayah
juga harus ikut proaktif. Kalau bude bilang “Bikinnya aja bareng, ini suaminya
cuek, ya ga adil lah”. Kalau suami masih ngeles dengan pertanyaan “Aku kan
capek seharian kerja”. Ya tetap bisa dijawab “memangnya ngurus rumah dan bayi
juga engga capek?”. Atau ada suami yang ngeles dengan “ Yang punya puting kan ibu,
bukan ayah” istri bisa aja jawab “memangnya bayi cuma butuh nenen aja, kan ada
pipis, pub, minta digendong”. Ya intinya mengurus anak adalah pekerjaan bersama
dan harus ada rasa tenggang rasa, pengertian dan kasih sayang. Ayah harus
mengkondisikan psikologis ibu dan
lingkungan agar kondusif. Ibu yang kecapean bisa berpengaruh terhadap produksi
ASI.
2)
Berpikirlah positif, tenang, dan percaya diri.
Allah telah mempercayakan
anak pada ibu, tentu Allah mengkondisikan segalanya agar anak bisa sehat.
Berpikirlah positif bahwa ibu bisa menjadi ibu yang hebat. Tetaplah tenang
ketika asi tak keluar setelah persalinan. Karena bayi bisa bertahan selama 72
jam tanpa makan/minum apapun karena masih membawa cadangan makanan dari
plasenta. Ibu muda biasanya panik ketika asinya belum keluar sementara bayi
tetap menangis. Bayi menangis itu bisa karena itu pekerjaannya, mau pipis, pub,
haus, gerah ya nangis. Tidak selalu haus. Seringkali lingkungan juga tidak
kondusif. Misal si ayah berkata “Gimana sih, bayi haus didiamkan”, “Gimana sih
jadi wanita asinya ga keluar”, “udah bikin sufor aja, kasihan nangis mulu”.
Nah, hal-hal inilah yang terkadang membuat ibu jadi tidak percaya diri. Nah,
itulah salah satu peran ayah seperti yang dijelaskan poin berikutnya. Buatlah ibu
percaya diri dengan mengingatkan kembali tentang betapa berharganya ASI. Ketidaknyamanan ibu dapat
dirasakan oleh bayi sehingga membuat bayi menjadi rewel. Lupakan hal lain saat
hendak menyusui si kecil, jika perlu putar musik lembut dan nikmati waktu berdua
saja dengannya.
3)
Sering-seringlah dirangsang dengan hisapan bayi
Itu berguna agar melatih bayi agar beradaptasi
dengan putting. Tidak jaminan payudara yang besar memproduksi ASI banyak atau
sebaliknya. Jumlah ASI juga tidak dipengaruhi keturunan mempunyai ASI banyak.
Meskipun ibu yang sama belum tentu
jumlah produksi ASI kehamilan pertama dan kedua sama. Contohnya mbakku,
kehamilan pertama, ASI tidak langsung keluar sementara yang kedua langsung
keluar. Di persalinan kedua mbakku
melakukan Inisiasi Dini. Artinya bayi diletakkan di dada dan dibiarkan bayi
mencari puting ibunya. Hal ini melatih bayi agar lebih kuat dan tahan banting. Perlu
diketahui bahwa cara terbaik mengeluarkan asi adalah dengan dihisap oleh bayi
bukan dipencet.
4)
Volume ASI
Pada awal, asi terkadang hanya sedikit bahkan
hanya beberapa tetes. Tetaplah tenang. Volume itu sesuai kebutuhan bayi yang
baru lahir. Ingatlah kunci kerja asi dihisap bayi dan berpikir positif. Asi
sudah ada sejak hamil, tetapi kadang ga keluar karena pikiran atau perasaan ibu
sedang negative/letih/sedih. Ayolah ayah, buatlah ibu tetap bahagia yah…heheh
5)
Cara membuat ibu relaks
Ayah bisa memijat ibu bagian punggung sampe
entong2(ini bahasa indonesianya aoa yah?) dan ibu sering-seringlah berinteraksi
dengan bayi, misal dengan menyentuh, gendong, tidur bersama (tidak pisah
ruang).
6)
Stoplah pemberian sufor dan pemberian dengan dot
Bayi yang
sudah terbiasa dengan dot susu kecenderungannya akan menolak menyusui. Gejala bayi menolak menyusu ini disebut nipple confussion atau bingung puting. Menyusu
melalui dot lebih mudah dan mekanismenya berbeda dengan menyusu pada payudara.
Saat minum melalui dot, aliran ASI lebih dan bayi tidak perlu memijat payudara
untuk mengeluarkan air susu. Saran lain, dengan mencoba ganti cara pemberian
dot dengan sendok, cangkir kecil, pipet tetes. Saat bayi
terbiasa terpisah dari botol dot maka secara perlahan akan lebih mudah kembali
ke payudara ibu karena bayi tengah mengalami fase oral dimana menyusu dapat
memuaskan hasratnya.
Kalau pengalaman masku, si Azlaha diberi air gula ketika air susu
ibunya belum keluar lebih dari 72 jam dan itu berdasarkan saran dokter.
Sebelumnya, masku sudah menyampaikan bahwa dia ingin asi eksklusif.
7)
Alternatif terakhir
Jika cara-cara tersebut tetap membuat asi tak
keluar. Tetaplah optimis. Berikan sufor dengan sendok saja dan rangsang dengan
hisapan bayi. Jika dijalankan dengan sabar dan konsisten Insya Allah asi akan
mulai lancar pada hari ketujuh. Itu berdasarkan pengalaman mbak kandungku.
8)
Bayi menolak menyusu
Bersikaplah positif bukan karena bayi membeci
ibunya. Hal itu bisa juga karena faktor bingung puting (point6) atau mungkin puting
mengalami luka sehingga memberi rasa berbeda pada asi dan membuat bayi menolak.
Perbaiki posisi mulut bayi saat menyusu aga menjadi lebih efektif dan puting
susu terhindar dari iritasi dan luka. Tips ini aku dapatkan dari mbakku (ipar)
ketika Deka (anak kedua) masih kecil dan ternyata putting mbakku terluka
sehingga Deka menolak menyusu.
9)
Kulit bayi memar
Kemungkinan cara menggendong bayi membuat bayi
kesakitan dan merasa tidak nyaman. Susui dengan posisi tidur sehingga lebih
sedikit bagian tubuh bayi yang tertekan. Bisa juga ibu mengganti merk parfum
atau mengganti aroma yang baru, kembalilah ke perilaku awal. Tips ini aku
dapatkan dari mbakku ketika kulit Kevin (anak kedua) merah-merah akibat ganti
produk sabun bayi.
10) Jangan
lebay
Tanpa sengaja ibu kesakitan saat
bayi menggigit (menggusit: menggigit menggunakan gusi) payudara. Nah, itu
kemungkinan membuat bayi trauma. Bayi belum paham kenapa ibu menjerit waktu itu
sehingga saat hendak menyusu lagi, bayi sudah menolak terlebih dahulu. Ajaklah bayi
bercanda dulu sebelum menawarkan payudara, tersenyum dan ajaklah dia tertawa
dulu.
11) Kualitas ASI
tergantung pada apa yang ibu makan.
Sayuran yang banyak berpengaruh terhadap produksi
asi misalnya daun katuk, bayam, daun ketela rambat (lung). Ibu harus makan enak
dan bergizi, tidak sembarangan. Ibu hendaknya menghindari makanan pedas karena
kalau bayinya tidak kuat bisa terkena diare.
Tanamkan bahwa ASI adalah awal investasi terbesar yg dapat
dipersembahkan untuk kebaikan anak sepanjang hidupnya. ASI juga hak anak yang
sayangnya tidak bisa ia minta sendiri. Karena itu, kita wajib memberikannya.
Semoga info tersebut bermanfaat
Pondok Cabe, akhir Agustus 2012
Komentar
Posting Komentar