Menuju Kondisi yang Dicitakan
Berbicara
mengenai Khulafaul Rosyidin, keempat sahabat nabi maka berbicara tentang
kehebatan. Mereka adalah Abu Bakar,
Umar, Usman dan Ali. Dari keempat sahabat, aku lebih banyak mendengar cerita
tentang Ali atau barangkali aku lebih tertarik dengan karakter Ali. Beliau
pandai dan yang membuatku terpukau
adalah perjuangan mendapatkan Fatimah, putri Nabi Muhammad SAW. Adapun kisah
sahabat lain tidak begitu membuatku tertarik. Abu Bakar memang sudah pandai
berpikir dan mengetahui kebenaran sejak sebelum beliau mengenal Nabi Muhammad. Usman
terkenal perannya dalam membukukan Al Quran. Sementara Umar lebih kukenal
sebagai pribadi yang tegas, mungkin sangar karena julukannya saja Singa Padang
Pasir. Jika membayangkan tentu serem. Ada cerita lain, meskipun dia terlihat
galak, ketika isteri beliau mengomel, Umar tetap diam dan berlaku lemah lembut.
Itu pelajaran bahwa seberapa besar suami dan seberapa tinggi kekuasaan suami di
kantor tidak dibenarkan untuk semena2 terhadap istri dan harus berlaku lemah
lembut terhadap isteri, walaupun istri suka mengomel. Istri mengomel merupakan
ekspresi kasih sayang terhadap suami dan keluarga.
Dari
cerita itu, pelan2 aku mulai membaca kisah Umar. Ada beberapa tindakan Umar
yang menarik. Pertama, ketegasan. Ada
kalanya pemimpin yang tegas sangat diperlukan. Ketika Umar menjadi khalifah,
hampir tidak ada perselisihan pendapat di antara umat. Kedua, pada masa Umar , berhasil memukul mundur Romawi dan Persia (dua
adidaya saat itu) serta mengambil alih Syria, Irak, iran, Palestina, Turki,
Mesir dan Afrika Utara. Ketiga, Umar
memiliki toleransi beragama. Umar pernah menegur keras bawahannya Amr bin Ash
yang telah menggusur tanah seorang Yahudi tua. Di atas tanah itu dibangun
sebuah masjid. Akibatnya teguran keras itu, Amr terpaksa membongkar sebagian
masjid dan mengembalikan tanah tadi kepada si Yahudi tua. Keempat, Umar menjadikan kerja sebagai bentuk ibadah tertinggi.
Saat sekelompok orang membiayai haji seseorang, maka Nabi menilai kelompok
orang itu lebih baik daripada orang yang dibiayai tersebut.
Itu
berarti Umar mempunyai keimanan yang tinggi. Iman dapat dimaknai sebagai takut
dan harap artinya takut kepada Allah dan balasan berupa kesulitan di dunia dan
akhirat maka dengan itulah manusia beribadah. Manusia berharap agar kemudahan
di dunia dan akhirat. Melihat fenomena di sekitar kita, banyak orang yang
kurang menaruh harap kepada Allah, akhirnya cenderung menaruh harap berlebihan
kepada diri sendiri atau orang lain. Dalam kondisi apapun biasakan libatkan
Allah. Sebagai contoh, mulailah melakukan segala sesuatu dengan berdoa dan
berharap kepada Allah. Aku pernah
mempunyai cerita ketika kuliah. Aku mempunyai dosen yang orang banyak
melabelkan “atheis” dan itu jadi rahasia umum. Meskipun tentu di KTP beliau
tertulis Islam. Kami dan orang2 tentu menilai/memberi kesimpulan karena
didasarkan hal2 yang tampak, berupa pemikiran dan tindakan sehari2. Tidak hanya itu, sang dosen pun terkenal
jarang memberi nilai bagus. Mahasiswa yang diajar pun tidak mengetahui
bagaimana cara mendapatkan nilai yang bagus sesuai kemauan dosen tersebut.
Beberapa nilai mata kuliah yang dibimbingnya mendapatkan nilai C. Ada dua
matakuliah yagn aku ambil dan diajar oleh beliau dan keduanya mendapat nilai C. Matakuliah pertama mendapat C setelah diulang
kembali dapat C lagi dan yang kedua mendapat B hasil mengulang. Aku jauh
beruntung. Teman2 banyak yang mengulang malah mendapat nilai yang lebih buruk.
Dalam satu kelas, yang mendapat nilai B jumlahnya dapat dihitung dengan satu
tangan. Itupun mereka tidak tahu mengapa mendapat nilai B dan menganggapnya
sebagai keberuntungan.
Dosen ini
terkenal nyentrik, sering meninggalkan mahasiswa di kelas untuk merokok. Tidak
segan2 ikut nongkrong bersama mahasiswa di kantin. Yang aneh, adalah ketika aku
mahasiswa baru, aku dipanggil “hei anak masjid ni kukasih CD dilihat yah” tanpa
ekspresi apapun. Aku pun menonton CD bersama teman2 karena saat itu aku tidak
belum punya computer. Dan tahukan ternyata itu CD film kal**ula yang pemainnya ga
pake baju semuanya. Apa maunya nih dosen, pikirku. Setelah berbincang barulah
aku sedikit mengetahui, bahwa dia menginkan mahasiswa yang tidak normatif,
tidak terjebak symbol atau apapun. Sebenarnya “porno” itu yang berbahaya adalah
bukan datang hanya datang dari indera penglihatan tetapi juga lebih bahaya dari
pikiran kita yang terlanjur melabelkan “porno”. Hal lain yang nyentrik mengenai
konsep fenomena orang meninggal yang disebut mesin macet oleh beliau. Sungguh membuat
kita berpikir. Artinya beliau berhasil membuat mahasiswanya berpikir tidak
hanya mau terima saja tetapi berusaha untuk berdialektika. Ketika kita berbicara soal hal yang sulit
menurutku yaitu filsafat. Dia mengungkapkan kata2 “kalau kamu mau belajar
filsafat, ga usah pake jilbab, kalau kamu belum melepas, tidak akan objektif
belajarnya”. Hehehe nyentrik yak.
Bahkan
ketika kami, beberapa mahasiswa ingin remidi, malah disuruh nyanyi di karoke.
Kalau aku lebih memilih mendapat nilai C daripada diberi tugas yang menurutku
tidak relevan.hehehe. Buatku nilai C pada satu dosen tak mengapa, tidak akan
membuat dunia runtuh. Tapi ada beberapa teman yang masih mikir2. Kalau aku ya
tegas aja “engga”. Rupanya beliau juga hanya mengetes nyali kami alias becanda
saja.hahhah.
Jadi
kalau mahasiswa belajar supaya berharap dapat nilai baik, so, ya ga pa2 juga
kalau kita berharap kesehatan, rezeki yang melimpah, kelapangan waktu, jodoh,
dll kepada Allah. Kita boleh berdoa ketika sholat dhuha, tahajud, hajat, sedekah
dan melakukan hal2 baik lainnya.
Dan
tahukan ternyata manfaat Sholat Tahajud yang berada pada pukul 02.00-03.00
dapat menstabilkan hormon melatonin yang membantu terbentuknya sistem kekebalan
tubuh, membatasi pemicu2 tumor estrogen, menghasilkan turunan asam amino
tryptophan, salah satu penyusun protein. Selain itu, tahajud dapat membantu
ketahanan tubuh (imunologis), mengurangi nyeri pada pasien mengidap kanker, dan
mengendalikan hormon kortisol sehingga mengurangi stress.
Dalam
hidup, kita tidak selamanya sehat, adakalanya kita diberi penyakit. Ibu mendidik anak2 agar tidak suka mengeluh
ketika sakit. Dulu sewaktu aku kecil, diantara kakak2ku atau teman2ku, aku
paling gampang sakit. Jika kau terkena gerimis sedikit, aku mudah demam. Jika
aku jajan es unyil maka akan gampang batuk, padahal kakak dan teman2ku sehat
walafiat. Jika aku sudah deman, ibu sudah siap dengan obat deman. Karena aku
sering sakit, aku sudah terbiasa minum obat. Tidak seperti anak kecil seumuran
aku yang harus dipaksa minum puyer, aku dengan mandiri minum puyer dicampur
gula pasir dan setelah itu minum air banyak. Jika belum sembuh, aku sudah
mengerti untuk minum obat rutin, karena buatku sakit tidak enak, makanya aku
pengen sembuh. Kalau aku sudah sangat pusing, ibu menyuruh untuk tidur. Ibu
mengajarkan ketika sakit justru adalah saat kita harus bersyukur agar lebih
menghargai saat sehat. Ibu akan marah kalau sakit malah kita nangis ga diem2. Sewaktu
kecil pernah tanganku tergores terkena pisau tentu aku menangis. Ibu marah dan
menyuruh diam dan berkata, bersyukur
jarinya masih ada, itu cuma sedikit, mainan pisau ya kena pisau, makanya hati2.
Ibu menasihati sambil memberikan daun prang
mari. Ketika aku terkena pisau lagi aku tak lagi menangis dan langsung
memberikan getah daun prangmari yang
ditanam di depan rumah. Itu yang diajarkan ibu, apapun kondisi yang menimpa kita,
tetap bersyukur, tidak mudah mengeluh. Kita yang mengendalikan pikiran, bukan
dikendalikan oleh pikiran.
Sisi
positif itu menguatkan diri. Misal dengan mulai segala sesuatu dengan niat yang
baik. Mempunyai keyakinan kepada Allah, bergaul dengan orang2 yang yakin dan
sukses, membaca kisah orang2 yang sukses, menemukan sisi2 positif dari tiap2
kejadian dari orang2 di sekitar kita. Selain itu, dengarkan lagu yang membuat
semangat bukan lagu yang membuat galau. Jika kita mendapat masalah, optimis
pasti ada solusinya. Biasakan mengggunakan kalimat yang baik karena kalimat
yang baik akan menghasilkan hal baik, so jagalah kata2 dan pastikan semua
positif. Di keluargaku sewaktu kecil, ada tradisi kudangan. Anak kecil yang masih bayi dikudang atau didoakan. Contoh
sewaktu memijat bayi, ibu sering bersenandung
jet-pijet kayu, ade enggal mlaku
(pijat2 kayu, ade cepat jalan)
jet-pijet kayu, ade pinter mlayu
(pijat2 kayu, ade pintar lari)
Atau menggoda bayi dengan kata2
Dung dung ple
Anak siji sing ayu dewe (anak satu
paling cantik)
Anak siji dadi pinter (anak
satu jadi pandai)
Suk gedhe dadi dokter (besok
dewasa jadi dokter)
Bayare sepuluh benggol (gajinya
melimpah) /(makna kiasan)
Kena go tuku gerobak bodol (bisa
membeli kendaraan)/ (makna kiasan kendaraan di dunia dan akhirat)
Jadi
wajar kalau kami dari kecil kalau ditanya cita2 ya jawabannya seragam yaitu
jadi dokter.hhehehe. Ibu juga melarang kita memberi label pada anak misal
‘kakak nakal”. Kalau pun ada sesuatu yang tidak berkenan di hati ibu. Beliau
lebih suka menyebut “ih, kamu bocah
bagus bener, niru siapa sih?”. Itu sama aja artinya nakal bener sih kamu. Karena doa ibu sangat mustajabah, sehingga
kalau kita jadi ibu berhati2lah mengeluarkan kata2. Begitu pula dengan
mahasiswa/murid/ taruna2 yang kuajar. Aku berusaha untuk tidak mensematkan
label ‘bodoh”. Aku masih dalam rangka belajar jadi ibu yang baik. Ayo kita
saling belajar menjadi manusia menuju kondisi yang dicitakan.
Pondok cabe, 30 April 2012
Komentar
Posting Komentar