Pandangan ASI dalam Islam
“Minggu depan yang ngisi tausiah, siapa nih? Kayaknya mba
Tiwi belum pernah ngisi ya kan?” begitu kata ibu Dani, ketua pengajian
perumahanku.
Kubalas dengan seulas senyum dan berkata “Ah, ilmu
agama saya masih sedikit, yang lain saja”, jawabku.
“Ah ga pa2..jangan merendah, kan kita semua belajar,
ga harus ilmu agama, masak juga boleh”
Kubalas dengan senyuman kembali dan diikuti dengan “Insya
Allah”
Dalam pengajian perumahanku ini, aku termasuk ibu yang
paling muda, paling gaul, mungkin juga paling pendiam hehehe. Aku berusaha
mencari-cari tema. Kata suamiku “Ngisi aja tentang bahasa Indonesia”..Emh..tapi
apa ya..kupikir-pikir engga lucu juga..masa ngisi tentang EYD…hahahaha..
Aku terinspiransi dari teman kantor yang duduknya di
belakang tempat dudukku. Dia sering baca terjemahan Al Quran..Yup..aha..mulai
dari Quran…aku mulai baca terjemahan Al Quran dengan acak..dan tak
terasa..payudaraku mulai kencang..Ah..kenapa tidak asi saja yah..
Mungkin semua orang sudah tahu, tapi yang namanya
sharing, tentu sebagai pengingat pun tak akan membawa kemudaratan.
Jadi teringat percakapan saat mengajar. “Ih..kakak,
kalau ngajar selalu dihubungkan sama Islam” . Aku tersenyum, “kakak yakin sebenarnya
kalian sudah tahu jawabnya”. Aku mencoba menjelaskan “Ilmu kakak tentang Islam
masih dangkal, justru itu, biar sedikit tetap kakak sampaikan dengan harapan
makin meningkat kualitas dan makin banyak karena dapat umpan balik dari kalian.
Nah, Islam memberikan petunjuk dari segala aspek, bahkan dari hal yang sepele
seperti istinja…itu lho bersih-bersih dari pipis. Belum lagi yang luas seperti
mengatur negara. Apa si yang tidak
diajarkan di Islam?”
Deg…iya yah..kenapa mendadak aku tidak pede…bukankan
keduanya sama-sama manusia hanya usianya saja yang berbeda..heheheh..pede
pede..pede..mencoba mensugesti.
Ayat-ayat Al Quran yang mengajurkan pemberian ASI. Yuk
kita lihat satu-satu..
1. QS Ar-Rahman terdapat 31 kali ayat yang berbunyi
Makna: Nikmat ASI adalah salah satu bentuk Allah Yang Maha Pemurah
2. QS Al-Qashash: 7
Terjemahan: “Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul”
Makna: Ibunda nabi Musa sembunyi-sembunyi menyusukan nabi Musa untuk melindunginya dari Fir’aun yang kala itu membunuh tiap bayi laki-laki.
3. QS Al-Qashash: 12
Terjemahan: “dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: “Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?”
Makna: untuk keselamatannya, Allah mewahyukan Nabi Musa dibuang ke Sungai Nil. Musa dipungut keluarga Fir’aun. Saudaranya Musa membujuk untuk menyerahkan Musa pada ibunya kembali agar disusukan. Ibunya pun kembali bahagia. Jelas disini bahwa menyusui merupakan kebahagian/karunia bagi ibu.
4. QS Lukman: 14
Terjemahan: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orangtua nya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun [1181]. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua orangtuamu, hanya kepada Aku kembalimu.”
Makna: Berarti setelah anak dilahirkan, maka si ibu merawat dan menyusuinya.
5. QS Al-Ahqaaf: 15
Terjemahan: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orangtuanya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.
Makna: Jelas pembicaraan menyusui sampai pada penyapihan. Definisi pemberian ASI sesuai rekomendASI WHO/UNICEF dan diadopsi secara nasional, yaitu ‘pemberian ASI eksklusif 6 bulan pertama dan diteruskan sampai 2 tahun (24 bulan) ATAU LEBIH’. Kata LEBIH jelas dikatakan pula pada ayat ini, berapa lebihnya, silahkan kesepakatan 3 pihak (ibu anak ayah). Ada pula makna jika sudah 40 tahun memanjatkan doa, yang artinya, betapa panjangnya tetesan-tetesan ASI itu mengalir dalam diri dan membawa berkah kebaikan. Subhanallah.
6. QS An-Nisaa’: 9
Terjemahan: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan keturunan yang lemah di belakang merekayang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) nya. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Makna: Bahwa sebagai orangtua tidak dapat menelantarkan anak-anaknya, apalagi dalam keadaan miskin. Susuilah demi keselamatan jiwa
7. QS An-Nisaa: 23
Terjemahan: “Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan [281]; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Makna: Quran mengatur siapa-siapa yang tidak boleh dinikahi kelak, termasuk ibu susu dan saudara satu susu.
8. QS Ath-Thalaaq: 6
Terjemahan: Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.
Makna: Ayat ini menjelaskan bahwa dalam hal pemberian ASI, suami haruslah menempatkan/menghargai istri dengan layak. Jika menemui kesulitan dalam menyusui, suami berdiskusi dengan istri dalam mengambil keputusan anak disusui oleh wanita lain. Intinya, tetap disusui, no matter what.
9. QS Al-Baqarah: 233
Terjemahan: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Makna: Ayat inilah yang menyatakan masa menyusui selama 2 tahun penuh sebagai bentuk penyempurnaan penyusuan, dan bagaimana suami wajib memberikan dukungan kepada istrinya yang sedang menyusui berupa makanan bernutrisi dan pakaian yang layak. Digarisbawahi pula jika ingin menyapih haruslah ada musyawarah antara keduanya, yaitu SUAMI ISTRI. Ini menegaskan perihal menyusui sampai menyapih merupakan tanggung jawab bersama.
Kumpulan Hadist Riwayat yang mendukung pemberian ASI, menyusui, penyusuan:
1. HR Abu Dawud, HR Muslim Kitabul Hudud no 3208
“Menyusui adalah Ibadah”
2. HR Thabarani & Ibnu Asakir
“…dari payudara dihisap oleh bayinya, setiap tegukan dan hisapan mendapat 1 pahala. Jika berjaga sepanjang malam karena melayani bayinya, ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang memerdekakan 70 budak dijalan Allah”
3. HR Muslim Kitabul Hudud no 3208, Amru bin Abdullah seorang sahabat Rasulullah pernah berkata kepada istri yang menyusui bayinya:
“janganlah engkau menyusui anakmu seperti hewan yang menyusui anaknya, karena didorong kasih sayang kepada anak. Akan tetapi susuilah dengan niat mengharapkan pahala dari Allah SWT dan agar ia hidup melalui susuanmu itu. Mudah-mudahan kelak akan bertauhid pada Allah SWT”
4. H.R. Abu Daud
“Tidaklah dikatakan persusuan kecuali apa-apa yang menguatkan tulang dan menumbuhkan daging.”
Masih banyak lagi mungkin yang tidak saya sampaikan ayat-ayat Al Quran dan Hadist mengenai pemberian ASI. Pembaca sekalian mungkin bisa menambahkan.
MAKNA MENYUSUI DALAM ISLAM
Saya ingin menambahkan makna bahwa ASI betul-betul dikupas secara islami. Diambil dari berbagai sumber:
- ASI tercipta dari Kekuasaan Allah SWT. Percayalah. Artinya, Allah tak akan mengamanahkan kita seorang bayi tanpa 1 paket dengan makanannya, yaitu ASI.
- ASI adalah makanan yang jumlahnya cukup dan sesuai dengan kebutuhan bayi, sesuai dengan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi pada saat itu
- ASI diproses dalam tubuh ibu dengan sangat mengagumkan, yaitu diambil dari saripati darah ibu dengan penuh kerahasiaan
- Tak seorangpun manusia dapat tandingi teknologi spektakuler Allah SWT berupa #ASI yang dipersembahkan untuk bayi/anak, makhluk ciptaanNYA
- berhubungan dengan poin diatas, ditegaskan dalam QS. Faatir: 2 “Apa saja diantara Rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya, dan apa saja yang ditahanNya, maka tidak ada yang sanggup melepaskannya setelah itu. Dialah yang Maha Perkasa, dan Maha Bijaksana.”
- ASI merupakan Rahmat Allah. Penjaminan rizki bagi bayi ini mutlak KehendakNYA.
- ASI adalah bentuk cinta kasih Allah kepada bayi untuk kelangsungan hidupnya
- ASI adalah bimbingan Allah untuk bekali bayi mengenali kesucian, mengenali lingkungan (khususnya ibu)
- ASI adalah bentuk pertolongan dari Allah. Karena Allah Maha Penolong tiap hambanya, yang kuat maupun yang lemah seperti bayi
- ASI adalah cinta kasih Allah terbesar, nutrisi suci untuk kelangsungan hidup bayi
- Wanita yang memberi minum susu pada anaknya dari badannya, akan dapat 1 pahala dari tiap-tiap titik susu yang diberikannya
- Rasulullah SAW bersabda: “bagi perempuan antara kehamilan hingga menyapih seperti pahala orang yang berjuang dijalan Allah, jika ia mati, maka kedudukannya seperti orang yang syahid.” ALLAHUAKBAR!
- Ali bin Abi Thalib: “didiklah anak-anakmu sesungguhnya ia dilahirkan untuk hidup pada zaman yang berbeda dengan zamanmu” >> maksudnya, mendidik bisa terlaksana baik apabila diawali dengan proses menyusui
- Ibu adalah penyalur ASI, karena dibekali oleh Allah berupa payudara sebagai tempat produksi dan tidak dibebani apapun dalam proses produksi tersebut >> tidak ada cost produksi
- Bapak adalah pelindung proses penyusuan. Di QS. Al Baqarah disebutkan bapak wajib berikan pakaian dan makanan pada ibu dengan ma’ruf (layak)
- Menyusui merupakan ibadah yang mengagumkan. Bentuk keimanan pada Allah SWT, yang dinamakan Hukum Alam (Sunatullah)
Semoga bermanfaat.. dan semoga istiqomah dengan ASI...
Komentar
Posting Komentar