Rezeki Tak Terduga Datangnya
Hari sebelumnya ponakanku
memberi kabar menanyakan alamat rumah, dan rute kendaraan ke rumahku. Sebenarnya
aku jarang ketemu dengan dia, karena dia sibuk kuliah dan aku kerja. Dia anak
kakak sepupu, jadi agak jauh sebenarnya. Tetapi mungkin aku yang bisa masuk dan
bergaul dengan keluarga dari segala umur dan tingkat social.bahasa singkatnya,
aku sok SKSD ke semua keluarga. hehheh. Hampir semua ponakanku dekat sama aq.
Aku juga orang yang pede dan cuek menjadikanku santai menghadapi kerabatku.
Hanya kelemahanku, kata keluargaku adalah aku ga suka nanyain hal pribadi
mereka/ ga care dan ga pinter basa-basi. Padahal dalam hubungan keluarga,atau
apapun itu kedua hal itu kadang perlu.
aku dan ponakanku |
Aku bersama teman cewe ponakanku |
Ponakanku cerita kalau datang
bersama teman cewenya. Aku juga sempat SKSD dengan teman cewenya. Mungkin aku
satu2nya anggota keluarga yang paling dekat dengan dia. Kita sering BBM atau
say hai lewat jejaring sosial. Aku sudah menyiapkan makanan untuk menyambut
kedua tamuku. Mereka datang, kita mengobrol, memberikan motivasi layaknya
seorang kakak kepada adiknya. Jarak usiaku lebih dekat ke dia daripada ke orang
tuanya. Biasanya disebut tante, karena lebih dekat usianya dengan orang tuanya,
tetapi kalau aku lain.hihih.
Ponakanku bercerita tentang
pengalaman ketika mengikuti job fair di Balai Kartini. Kuliahnya memang belum
lulus, dia menemani temannya yang baru saja lulus D3, sedangkan ponakanku mengambil
S1. Dia datang ke Balai Kartini hari Jumat, yang unik, banyak pelamar yang
notabene adalah PNS. Dia sempat bercakap2 pelamar dari instansi Pajak. Pelamar
itu sudah 3 tahun diangkat jadi PNS. Ketika ditanya alesan kenapa pekerjaan
lagi, dia bilang ingin mencari uang yang
lebih halal dan berkah. Subhanalloh, bukan gembyah uyah orang yang bekerja di situ mendapatkan tidak halal,
tetapi kita juga menghormati tiap alasan orang, begitu pula menghormati alasan mas
itu mencari pekerjaan. Qt (aku dan ponakanku) sampai pada kesimpulan bahwa yang
dicari orang bukan saja uang tetapi berkah (halal). Mendapatkan uang sedikit
dengan halal pun bukan apologi, artinya bisa mengatakan ga pa2 dapat uang meskipun dikit tetapi halal daripada dapat banyak
tapi tidak halal. Kita lebih setuju dengan dapat uang banyak, berkah (halal) dan migunaning tumraping liyan
(bermanfaat untuk sesama). Aq pun pernah bertemu orang yang miskin dan
bangga “Aku gajinya cuman 400rb, tapi ya
aku bersyukur aja, di luar sana banyak juga sarjana yang masih nganggur, ya
mending aku masih dapat kerjaan dan udah 8 tahun semua baik2 aja”. Ya bener
juga sih, rasa syukurnya. Konsep “syukur” itu memanfaatkaan potensi yang ada
dengan maksimal. Pertanyaannya adalah “Sudahkah
kita memanfaatkan potensi itu, fisik yang dipinjamkan olehNya, apakah sudah
berfungsi untuk beribadah”. Andai lebih punya banyak uang mungkin orang
tuanya sudah haji berkali2 atau mungkin akan lebih banyak orang yang dihajikan,
lebih bisa membantu orang lain.
Aku lebih banyak diam, dan
belajar menginstrospeksi diri ketika menghadapi teman. Karena tidak semua teman
mau/ ikhlas menerima nasihat atau apapun dari temannya. Apalagi kalau teman
kita itu jauh usianya di atas kita. So, berhati2lah jika kita bertambah usia,
ditakutkan kita lebih egois untuk menerima masukan yang datangnya dari orang
yang lebih muda atau anak2. Kita bisa belajar dari siapapun. Tidak ada yang
sia2 di dunia ini, bahkan daun yang gugur pun bisa jadi petanda bagi orang 2
yang berpikir (ulil albab).
Aku teringat ketika
mendengarkan pengajian ust. Yusuf Mansyur. Tidak masalah jika karir awal
seorang sarjana adalah supir. Karena itu pekerjaan halal. Akan tetapi jika
sudah berpuluh2 tahun tetap jadi supir dengan gelar sarjana dan tidak ada
perbaikan nasib. Maka jika itu menimpa kita maka instrospeksi diri ada yang
salah dengan diri. Barangkali ada indikasi diri melakukan atau mendekati 10 dosa besar. Akan tetapi,
kita tidak etis/layak menilai orang jika ada yg something wrong dengan orang lain kita memfonis org tersebut
melakukan 10 dosa besar. Akan lebih bijak menilai diri. Apakah kita pernah
melakukan perbuatan syirik? Percaya astrologi, pake pager2 untuk gagah2an,
Apakah kita sudah cukup berbakti kepada
orang tua?pacar sakit kita panic, orang tua sakit cuek?giliran kita sakit yang
dipanggil2 orang tua. Atau dosa keempat, mendekati zina. Pacaran kemana2, biar
cuman pegangan tangan tetap saja kalau sering, maka akan berbunyi sedikit demi
sedikit lama2 jadi bukit. Begitu kata ustadz, Astaghfirullah, merasa diri
banyak dosa.
Benar kata ibu, kalau anak ga
neko2, lempeng2 aja, dimana2 baik cenderung hidupnya juga damai sentausa.
Ketika lahir, besar, kuliah, kerja, nikah, bahkan punya anak ndilalah koq baik2 aja. Tentu ini bukan
kebetulan melainkan semua sudah diatur Allah dan atas kuasa dan campur tanganNya.
Sejatinya Allah itu Maha Oke.
Ketika mengobrol dengan
ponakanku, aku lebih suka bediskusi daripada memberi langsung, membiarkan dia
berdialektika dengan pemikiran2 yang ada. Ponakanku dan temannya sepertinya
juga nyaman berbincang denganku. Mereka main cukup lama hampir seharian,
menjelang sore mereka berpamitan. Aku menyiapkan uang untuk kuberikan kepada
mereka sebagai bekal ongkos pulang. Mereka menolak, katanya kan kita
sepantaran, hahhaha… Eh malah ternyata mereka
berniat memberikan dua jilbab pasmina yang bagus kepadaku.
Alhamdulillah, rezeki Allah memang tak terduga datangnya. Aku tidak menyangka
kedatangan mereka jauh2 dari Jakarta Utara ingin memberikan jilbab dan
bersilaturahmi. Subhanalloh. Mereka berpamitan, aku memberikan pesan, aku
berdoa agar hubungan kalian diberikan kebaikan, dan semoga kebaikan itu ya
dengan kalian berjodoh. Tetapi andai pun tidak, ya tetaplah baik dan saling
doakan yang terbaik. Mereka tersenyum. Aku mengantarkan sampai jalan raya dan
menjawab salam mereka.
Hari Minggu, aku mendapatkan
bbm dari kakaknya temanku, dia suka banget dengan bros pemberianku tempo hari.
Dia menyuruh adiknya untuk mengantarkan sesuatu ke rumahku. Kupikir oleh2
karena dia lepas pulang dari luar kota. Aku pun tidak mengharapkan apa2 karena
sewaktu membeli bros pun aku diberi diskon, di tulisan sebelumnya, aku sempat
bercerita. Alhamdulillah, di luar dugaanku, dia memberikan seperangkat alat
mandi dari bodyshop, body scrub, sabun dll dengan tas besar, yang tidak sebanding
dengan pemberianku yang hanya bros. Aku menolak karena merasa sungkan, tapi dia
terus memaksa dan mengatakan ini rezeki
dari Allah yang dititipkan kepadaku sebagai perantara, begitu katanya.
Alhamdulillah. Rezeki Allah memang tak terduga datangnya. Terima kasih ya
Allah, semoga Allah melipatgandakan orang2 yang memberikan hadiah padaku.
Karena belum tentu aku bisa membalasnya.
Pondok
Cabe, 29 April 2012
Komentar
Posting Komentar