Serba-serbi Lebaran
16 Agustus 2012
Setrikaan dah beres, semalam aku
menyetrika. Target tadarus juga sudah tertunaikan. Pagi ini aku bekerja menyelesaikan
pekerjaan pracetak. Seperti biasa aku sholat dhuhur di masjid UT mendengarkan
ceramah mengenai perlu kita meneladani huruf alif. Bentuknya lurus, tegap dalam
kondisi apapun tetap terlihat kelurusannya. Ketika alif dirangkai dengan huruf
lain, tetap terlihat kelurusannya. Begitu juga manusia harus bisa tetap
istiqomah melakukan perbuatan baik di bulan Ramadhan sebagai bekal untuk
menyongsong bulan-bulan ke depan. Bulan Ramadhan ibarat kampus, sedangkan
bulan-bulan setelahnya merupakan implementasi dari apa yang sudha didapatkan di
bulan Ramadhan.
Pulang kerja aku packing dan
beres-beres rumah. Dan seperti kebiasaan sebelum-sebelumnya, aku risih ketika
hendak bepergian meninggalkan cucian kotor jadilah aku mencuci baju sebelum aku
putuskan untuk menginap di rumah mbak sepupuku di Jakarta. Alhamdulillah
kue-kue dan lipi sari sudah dipaket sebelumnya sehingga bawaanku tak terlalu
banyak. Seperti tahun kemaren, ini tahun kedua aku mendapatkan kue-kue kering
darinya, dia membuatnya sendiri. Yang membuatku semakin tertarik padanya karena
tidak semua makhluk berjakun bisa membuat kue dan piawai memasak. Malah dia
lebih master memasak daripada aku hehhehe. Aku hanya meninggalkan 1 toples di
Jakarta.
belum ditoplesin |
jus produk lipisari |
cup terlihat dari atas |
Sampai Jakarta, aku meminta izin
pada kakak untuk menginap dan mengambil kunci rumah yang dititipkan pada
tetangga. Aku tidur lebih awal berharap esok hari bisa sahur karena aku seorang
diri di rumah mbakku. Konon katanya rumah mbakku ini agak angker, dulu mbakku
memang membeli lahan kosong. Dulu kondisinya tidak seperti sekarang, dulu hanya
rumah mbakku di tengah-tengah kebon yang agak luas, baru lama kelamaan
didirikan banyak rumah. Mbakku juga agak menyangsikan apakah aku berani tidur
di rumah sendirian, tetapi Alhamdulillah everything is okay.
17 Agustus 2012
Aku terbangun oleh suara dari
masjid samping rumah mbakku. Masjid di sini berbeda dengan masjid di rumahku.
Di sini orang bisa kirim-kirim salam sambil membangunkan orang sahur, seperti
radio saja, dan orang yang membangunkan sahur juga menyebutkan nomor hape yang
bisa dihubungi untuk kirim-kirim salam. Kalau radio biasanya lagu, kalau sahur
ini lagunya shalawat plus alat musiknya, begitu semarak. Mungkin akan terdengar
berisik tetapi buatku sangat berguna untuk membangunkan aku.
Setelah urusan kantor selesai,
aku berangkat ke stasiun pasar senen. Seluruh kereta bisnis berangkat dari
stasiun pasar senen, gambir untuk eksekutif dan tanah abang untuk ekonomi. Ini
kali ketiga aku mudik sendirian memakai kereta, kepanikan melihat banyaknya
penumpang tidak terlalu mengganggu psikologisku. Namun kali ini ada antrian
lain yang sangat panjang yaitu antrian orang yang memesan tiket tidak sesuai
nama, mereka harus menyesuaikan nama dengan identitas dan harus menambah biaya
lagi. Pengantar juga tidak boleh masuk stasiun, hanya sampai pintu. Kalau
membawa banyak barang bisa menggunakan jasa kuli panggul yang sudah berseragam.
Beruntung tiketku sudah sesuai
identitas, penumpang yang akan masuk stasiun menunjukkan tiket dan ktp asli,
ketika aku menunjukkan foto kopi ktp disuruh menunjukkan yang asli. Penumpang
boleh masuk setengah jam sebelum pemberangkatan. Hati-hati juga dengan pintu
masuk karena ada dua pintu yaitu utara dan selatan. Sebelumnya aku sudah
bertanya, kalau kereta yang aku akan naiki harus melalui pintu selatan. Anggota
Polsuska banyak jumlahnya,mencocokkan tiket dengan identitas, mengatur antrian,
dan patroli. Mereka kebanyakan ramah terhadap perempuan (kodrat kalau laki-laki
tertarik pada perempuan berlaku disini).
Aku masuk dan menuju pinggir
stasiun, aku bertanya kembali pada petugas, keretaku berada di jalur mana.
Ketika sudah mendapat kepastian, kau menuju gerbong sesuai tiket. Sudah ada
tulisan gerbong1, 2 dan seterusnya, terlihat pula komunitas pecinta sepur ikut
membantu petugas. Mereka kebanyakan anak-anak sampai pemuda. Aku menunggu
sendirian, dan terdengar kereta yang aku naiki terlambat.
Kereta datang dan aku mencari
tempat duduk. Tak beberapa lama, kursi sampingku terisi oleh pemuda. Setelah
kutanya, tujuan mas sampingku adalah kutoarjo. Entah aku tak terlalu berminat
mengobrol. Aku membunuh kebosanan dengan mendengarkan radio. Siaran radio kebanyakan
dangdut dan hanya beberapa frekuensi yang tertangkap. Aku pun memutuskan
mendengarkan mp3 lewat hape.
Di musim puasa ini, banyak orang
yang tidak berpuasa terlihat dari banyak orang di gerbong yang aku tempati
membeli makanan. Aku tidak terlalu terganggu untuk tetap berpuasa dan yang
membuatku agak terganggu jika ada penumpang yang membeli popmie. Salah satu
penumpang membeli, aromanya bisa menyebar ke seluruh gerbong. Bagus aku bawa
parfum sehingga bau mie kalah dengan parfumku.hehheh
Sore hari, kereta sampai di
stasiun dekat rumahku, aku memilih menggunakan bentor (becak motor) dan
membayar 15 ribu, tarif biasa 10 rb. Ketika melewati pasar, pasar sedang dalam
proses pembangunan. Rasanya membuatku pangling dengan kota ini, padahal aku sepertinya
belum lama meninggalkan kota ini. Sampai di rumah disambut oleh azlaha dan
keponakan lain. Semua kakakku sudah mudik, aku yang paling terakhir mudik.
Tetapi kebanyakan mereka masih mudik di rumah mertua. Kakak kandungku masih di
jogja. Mbak pertama masih di Demak.
Ibu dan anak |
Ibunya Arni yg guru si SMKN di kebumen |
azlaha nindya raisya |
Hilda Rizki Ardani |
18 Agustus 2012
Mbakku yang nomor 3 yang sudah
beberapa hari di rumah mudik ke Boyolali ke tempat mertua. Kondisi jalan raya
di utara rumahku seperti parkir mobil, macet luar biasa. Aku menyarankan untuk
menggunakan kereta prameks, dan mbakku menyetujuinya. Mbakku naik bis ke
kutoarjo kemudian menyambung dengan jurusan solo. Mas keduaku mengantar mbakku
sekeluarga naik mobil ke kutoarjo untuk mengejar kereta prameks.
Menjelang dhuhur, bulikku
mengingatkan untuk foto di kecamatan untuk ektp. Bulikku membekali diri dengan
undangan dan ijazah. Sementara masku mengatakan kalau kecamatan tutup. Aku
berniat untuk gambling saja, jika buka masih rezekiku kalau tidak ya sudah
pulang mampir membeli bunga untuk ziarah makam.
Sesampai di kecamatan dan
Alhamdulillah buka, aku satu-satunya orang yang foto tidak ada antrian, baru
setelahku ada beberapa orang. Yang lucu, sepertinya petugas tidak percaya
dengan profesiku, mungkin lebih pantes profesi sebelumnya yaitu guru.hehheeh.
Dan ternyata di kecamatan ini ada yang kenal Almarhumah ibuku. Katanya aku bak
fotokopian ibuku. Aku pun bingung, sebetulnya aku ini mirip siapa, keluarga
dari pihak ibu mengatakan aku mirip ibu tetapi dari pihak bapak aku lebih
dibilang mirip mbah haji putri (ortu bapak).
Ada info dari petugas, katanya,
untuk hari esok tutup baru buka kembali tanggal 21 Agustus, dan mohon
memberikan info bagi yang belum foto e ktp. Aku menginfokan pada temanku dan
ternyata dia sudah foto. Oh rupanya, pedagang pasar pindah ke alun-alun, sambil
lewat aku membeli bunga untuk ziarah. Aku membeli dua kerangjang untuk bapak
dan ibu.
Agak sore, pacar temanku datang
memberikan pesananku pecahan 10 ribuan yang kupesan. Kemudian membantu ibu
(bude) untuk menakar beras untuk fidyah dan zakat. Aku sudah zakat di Jakarta,
senang rasanya melihat zakat diberikan tepat sasaran.
Sore hari, sekeluarga kami
mendengarkan sidang isbat di televisi. Alhamdulillah harapanku tercapai, tahun
ini keluarga kami bisa lebaran bersama pada hari yang sama. Dalam keluargaku
memang berbeda-beda, aku dan mbak kandungku serta beberapa mbakku biasanya
puasa dan lebaran lebih dulu, sementara masku mengikuti pemerintah, katanya PNS
manut pemerintah.hehehehe.
19 Agustus 2012
Aku membantu ibu di dapur,
menyiapkan nasi hantaran untuk kendurian di masjid. Gema takbir menyeru.
Setelah merapikan rumah, bersih-bersih, menata kue kami berangkat ke masjid.
Tak lupa membawa tikar, karena jamaah akan membludak pada sholat ied.
Pulang dari masjid aku sungkem di
rumah mbah kakung (bapak dari ibu) dan ke rumah kakak keduaku. Rumah keduanya
terlewati saat perjalanan ke masjid, baru kemudian sungkem di rumah. Setelah
itu, aku ziarah ke makam bapak dan ibu. Di makam banyak orang yang pangling,
katanya mirip sekali dengan mbah haji putrid makanya mereka kaget. Selanjutkan aku
bertandang ke rumah handai taulan dari pihak ibu dan bapak.
Bersama keluarga pak de bude |
keluarga mbak kandung satu2nya |
aku n mbakku |
Merasa bosan dengan sajian khas
lebaran, kami membeli bakso dan makan bersama-sama. Kebetulan ada beberapa
murid dan teman yang bertandang ke rumah.
Hari itu juga aku bagi-bagi
angpao kepada ponakan-ponakan dan anak-anak yang bertandang. Senang rasanya
ikut berbagi karena dulu waktu kecil aku juga banyak terima angpao.
20 Agustus 2012
Hari ini tak sesibuk hari kemarin
yang sibuk mencuci piring dan gelas. Tamu hari ini tak terlalu banyak. Lebaran
tahun ini aku siasati untuk membeli minuman gelas, seperti aqua, teh eco, teh
jawa, teh gelas, ale-ale, lipi sari dan sari apel dari malang (mbak kandungku
yang beli). Semua aku taruh di meja,
tamu tinggal mengambil yang disukai. Oleh karena itu, mengurangi gelas yang
dicuci. Lebaran kali ini hanya mencuci piring bagi tamu yang berkenan untuk
makan. Hari pertama menu pecel dan mendoan, hari kedua sop daging sapi. Dua
kardus aqua habis, aku pun membeli dua kardus lagi untuk hari ini.
Baru aku tenang meninggalkan
rumah untuk kembali bersilaturahmi ke rumah yang kemarin belum ketemu atau
belum dikunjungi. Aku menemui omku dari Surabaya. Dia anak kesembilan dari 10
bersaudara (keluarga dari ibu). Di rumah mbahku kebetulan ada tamu, teman omku
yang rumahnya di candi yang tak lain adalah guru smaku. Dulu beliau mengajarku
dan kupanggil bapak walau setelah keluar sekolah aku panggil om. Om guru
bercerita pada omku kalau aku sma anak yang rajin dan pendiam (hehhehe), jarang
kumpul-kumpul dengan teman-teman atau mampir-mampir. Om bercerita tentang reuni
sma dan aku sama sekali tak tertarik. Hehehhe. Aku lebih suka dengan masa
smpku. Rasanya ingin ku skip aja masa sma. Kalau masa SMA aku lebih banyak
aktif di luar sekolah.
Sementara omku dan mbah kakung menyimak
saja. Ketika melihat wajah omku, rasanya makin tua omku ini makin ganteng
hehheh. Setidaknya ada 3 omku yang lebih tampan dari omku lainnya. Pertama omku
yang di antapani bandung, dia kerja di TELKOM Bandung, alumni STT TELKOM yang kulitnya
putih, sedikit sipit, dan bicaranya lembut sekalipun sedang marah, skill
menyetir terbaik ya om satu ini, angles kata orang Jawa. Mbah kakung bisa tidur pules
kalau omku yang nyetir. Kedua, omku yang di Bogor, S1 di IPB S2 di UI, dia dulu
kerja di Sucofindo (BUMN) memilih keluar dan bekerja sebagai wiraswasta dan
dosen. Kulitnya putih, sekarang perutnya agak buncit, matanya sedikit sipit,
dan sedikit bicara. Ketiga, omku yang ini, dia diterima di UNILA tetapi memilih
marinir. Sekarang di Surabaya, badannya tegap secara tentara.
Jadi keluarga mbahku (dari ibu)
punya anak 10:
1. Anak
pertama laki-laki tinggal di bekasi timur, sekarang sudah pensiun, punya anak
3, perempuan, dan dua laki-laki. Ketiganya kuliah di IPB, anak pertama sebagai
guru, jurusan kehutanan, anak kedua sebagai dokter, jurusan dokter hewan, anak
ketiga masih kuliah jurusan teknik pertanian.
2. Anak
kedua perempuan, tinggal di Dago Bandung tidak mempunyai anak kandung tetapi
punya anak angkat perempuan. Anak angkatnya sudah bekerja dulu jurusan
komunikasi UNPAD. Budeku wiraswasta paling punya banyak aset. Punya kos-kosan
dan punya toko. Dahulu sebagai perawat.
3. Anak
ketiga laki-laki, tinggal di Kebumen sebagai kepala sekolah. Dia mempunyai 4
anak. Anak pertama dan kedua kembar laki-laki, anak ketiga perempuan, anak
keempat laki-laki. Si kembar kuliah di Unsoed.
4. Anak
keempat, ibuku, seorang guru SD punya anak dua perempuan. Kakakku ibu rumah
tangga dulu pernah bekerja di bank dan alumnus univ swasta di Jogja. Dia punya
dua orang anak laki-laki . Sekarang tinggal di Delta Mas Surabaya. Dan aku anak
kedua.
5. Anak
kelima omku, tinggal di Kebumen kerja di PLN. Punya dua anak perempuan, anak
pertama meninggal, anak kedua masih balita.
6. Anak
keenam,omku yang tinggal di Tangerang punya tiga anak, laki-laki, perempuan dan
laki-laki. Anak pertama diterima di Unsoed.
7. Anak
ketujuh omku yang di Antapani Bandung punya 3 anak, anak pertama perempuan
kuliah di UNPAD jurusan sastra jepang, anak kedua kuliah di UPI jurusannya aku
lupa, dan ketiga laki-laki.
8. Anak
kedelapan, omku yang di Bogor punya 3 anak, anak pertama perempuan jurusan
ekowisata IPB, kedua dan ketiga laki-laki yang atlet taekowdo.
9. Anak
kesembilan, omku yang di Surabaya, punya dua anak sepasang, laki-laki dan
perempuan. Anak omku ini paling sering dibilang Cina daripada Jawa.
10. Anak
kesepuluh, perempuan, bulikku tinggal di Kebumen. Dia dulu alumni institut
swasta di Bandung, ibu rumah tangga punya tiga anak perempuan. Anak pertama dan
kedua kembar, anak kedua meninggal.
Dari 10 anak, mbahku punya 26 cucu dan 2 cicit dari mbak
kandungku. Mbak kandungku cucu pertama, kalau aku cucu ketiga. Subhanalloh,
kalau pas kumpul, ramai luar biasa.
Setelah cukup bersilaturahmi, aku sempatkan membli lanting
untuk para om dan tante sebagai oleh-oleh.hehhehe, berasa mau jualan karena
membelinya banyak, padahal sih mau dibagi-bagi karena kerabatnya banyak.
21 Agustus 2012
Aku lebih banyak di rumah, menerima tamu, kebetulan pak de
bude termasuk orang yang dituakan, jadi banyak tamu yang datang. Dalam tradisi
Jawa yang muda mengunjungi yang tua, tetapi boleh juga yang tua mengunjungi
yang muda. Siangnya ponakanku minta jajan bakso, jadilah kami makan bakso, sore
harinya aku berangkat naik kereta ke Jakarta dan sampai Jakarta subuh.
Waktu beberapa hari di rumah benar-benar aku gunakan dengan
efektif untuk berkunjung dan berinteraksi dengan keluarga. Ya Allah berilah
keberkahan untuk keluarga besar kami dan jauhkan kami dari api nerakaMu. Amin
Ya Robbal Alamin.
Komentar
Posting Komentar