Berita Dari Timur
“Assalamu alaikum” tiba-tiba
sebuah chat masuk lewat gtalk. Chat dari teman lama di wilayah timur pulau
Jawa.
“Walaikum salam, Lailatul
Sa’id rif” jawabku.
“Hahaha, mba masih ingat saja”
jawabnya.
“Hiya panggil aja nama, kaya sama
siapa” jawabku.
“Ga enak ah, sama bu guru masa
panggil nama” jawabnya.
“Ya udah aku panggil bapak ke
kamu, hahhah” jawabku becanda.
“Wie, apa sih cita-citamu yang
belum kesampaian?’ tanyanya serius.
“Pengen masuk surga” jawabku.
“Ya itu mah aku udah tahu n ga
perlu ditanya, maksudku yang sekarang. Kan km dah kerja, dah lulus kuliah juga.
Terus km pengen apa lagi” tanyanya kembali menerangkan.
“Emang kenapa gitu?” tanyaku
lagi.
“Susah ih ngomong sama kamu,
tinggal jawab aja kenapa si?” sepertinya dia mulai tidak sabar.
“Aku pengen punya anak mbrojol
dari rahimku sama aku pengen S3, emang kenapa gitu?” jawabaku mencoba serius.
“Terus kenapa ga dilakukan?”
tanyanya.
“Ya kalau aku pengen punya anak,
harus nikah dulu, ya kamu tahu kan aku belum nikah, terus kalau mau S3 aku
terkendala bahasa Inggris, secara mau nyari beasiswa syaratnya bahasa Inggrisnya
mesti okeh, kenapa sih?km belum jawab” jawabku mencoba memberi penjelasan.
“Yang pertama aku bisa bantu
dengan nikahin kamu, hehhehe, yang ini pasti kamu ga setuju kan” dia mencoba
mengajak bercanda.
“Iya engga engga koq wi, dah
ketakutan aja, kalau yang kedua aku punya saran wi, kamu tinggal aja sebulan
atau beberapa minggu gitu di kampung Inggris Pare, Kediri. Nanti kamu tinggal desa pelem atau di desa tulungrejo kursus sama
Pak Kalen di BEC (Basic English Course). Kalau soal kendaraan kamu bisa naik
sepeda, kan kamu bisa naik sepeda”, jawabnya memberi penjelasan.
“Aku kan ga tahu tempatnya, kamu
tahu tempatnya? Jauh ga sih dari Gontor?” tanyaku.
“Ya kalau masih Kediri ya Insya
Allah masih bisa kuanterin”.jawabnya.
“Engga ah, aku ga mau ngrepotin
kamu” jawabku.
“Wi, aku ngerti maksudmu, kamu ga
mau kita berduaan aja kan?maksud aku juga kamu ajak teman cewe atau kalau engga
aku banyak teman cewe di Kediri, kan kamu tahu dulu aku lama nyantri di Kediri.
Kamu ga berubah ya wi, masih seperti dulu.” dia memberi penjelasan.
“Saran yang menarik tapi serius
aku ga mau ngrepotin dan lagi aku belum punya waktu luang, kan aku ga sebebas
dulu yang ngikutin libur siswa”, aku menjelaskan.
“Ya udah kalau gitu,” dia jawab.
“Eh tapi kenapa sih kamu tanya
gitu, tadi kamu belum jawab” aku tanya.
“Aku pengen bales budi wi, walau
selamanya tetap tak bisa terbalaskan,” katanya.
“Balas budi yang mana sih, ya
ampun santai aja, selagi aku bisa bantu juga aku bantu, kalau engga bisa bantu
juga aku bilang engga.” Jawabku.
“Ya sih, kadang aku
suka gimana gitu kalau ingat jasa-jasamu” katanya.
“Ya ela, kayak
pahlawan aja berjasa, santai aja kali, kamu dah kaya cewe aja, melow. Udah ah
ganti topik” aku mencoba mengajak becanda dan mengalihkan.
“Ya deh Bu dosen.
Eh kamu kapan pulang?n berapa hari di rumah, aku main yah? Tenang ga kayak
dulu. Aku dateng bawa ponakan deh”. tanyanya.
“Ya ampun kamu
inget aja, ya udah terserah kamu. Tapi kamu kabarin dulu klo kamu mau maen, biar
aku ga pergi.Lagian kan aku ga lama di rumah”, aku beri penjelasan.
“Tenang, tahun
depan kita lebih sering ketemu koq” katanya.
“Koq bisa?” tanyaku
“Iya kan aku kerja di
Jakarta” jawabnya.
“Lho emang kamu
kerja dimana?” tanyaku lagi.
“Ya belum sih,
cuman inget aja kata-kataku” jawabnya.
“Wedew, kamu mah
tetep kayak dulu, pede abiz.hehheheh” kataku.
“Biarin, lagian
bukannya diaminin, kan kamu seneng juga kalau deketan aku” jawabnya.
“Iya Amin, pokoknya
aku berdoa yang terbaik aja, kalau kamu seneng, aku juga ikut seneng” kataku.
“Nah gitu, itu baru
namanya berlian yang kutemukan di uin suka.” Katanya.
“Tapi tetap aku
anak UGM bukan anak UIN. Hehheheh” kataku.
“Ya deh, yang udah
jadi mahasiswa gadungan n udah ngubek-ngubek UIN” katanya mengajak bercanda.
“Kalau ga dalam
rangka bantu kamu, aku juga ogah, mana kayak orang ilang gitu. Ah ga mau
nginget lagi” jawabku.
“Iya, iya maaf n
makasih banget atas jasamu yang tiada tara”, jawabnya.
“Lebay, eh udahan
yak, aku mau tidur, besok kan aku kerja. Enak situ gaji sendiri, masuk sesuka
hati juga ga pa2” kataku.
“Alhamdulillah,
tenang, kamu juga bisa, nti 2 tahun lagi kamu juga kayak aku.” Katanya.
“Amin ya Robba
Alamin, tapi koq kamu pede banget, yakin gitu.” Tanyaku.
“Wi, kamu tu harus
yakin atas apa yang kamu inginkan dan lakukan, orang-orang macam kita ini yang
ga punya apa-apa itu harus punya keyakinan dan kemauan yang lebih dari orang
yang punya harta dan kedudukan, tidak ada yang tidak mungkin jika Allah
menghendaki.” Dia menjelaskan.
“Ya, Amin, wah
Ramadhan kamu panen nih ngisi ceramah terus, nah kebawa deh mpe waktu chat.
Hehheh” aku mencoba becanda.
“Aduh, si ibu ini
pinter banget ngajak becanda. Alhamdulillah rezeki maju lancar, yang penting
tetap niatnya dakwah dan semoga niatku senantiasa lurus padaNya. Kamu juga
mudah-mudahan dapat suami yang mampu membuatmu makin berkilau, berlianku”,
katanya.
“Namaku brillian
bukan berlian udah beda maknanya, lagian aku kan bukan milikmu, pede banget
pake HM gitu, hak milik”. kataku masih bercanda.
“Ya, bu editor,
emang gatel yak kalau engga ngedit, menghayati banget tuh kerjaan. Diedit deh
kata-kataku.hahaha. Ya udah tadi katanya mau tidur. Met istirahat. Insya Allah
kita bisa chat lagi. Itu kalau aku luang. Maklum aku orang sibuk. Hehhehe
sekali-sekali sombong lah sama kamu.”
“Wedew, ya udah.
Makasih ya. Assalamu alaikum wr wb.” Aku mengakhiri chatku.
“Walaikum salam”.
Dia menjawab salamku.
Begitulah berita
dari timur. Entah seperti apa bentuk mukanya aku tak tahu. Kehidupan pribadipun
aku tak tahu. Kami tak bertemu tetapi ketika sedang chat ya mengalir begitu
saja. Hal yang sering dia tanamkan adalah kepercayaan diri itu implementasi
dari kepercayaan pada Allah, pemilik diri ini. Semoga kita bisa bersilaturahmi
terus teman.
Pondok Cabe, awal
Ramadhan 1433H
izin copy gambar petanya...trims..
BalasHapussilakan-silakan..semoga bermanfaat ya..
BalasHapus