Dia, Ada dan Tiada
Ini
sebuah kisah yang kami alami, entah ini memang benar adanya atau tidak. Bermula
dari sebuh cerita tentang tempat yang kelak jadi asrama kami, asrama kami
selama 24 hari menempuh pendidikan. Sebelum ketempat itu, kami sudah menghimpun
sebuah cerita dari generasi-generasi pendahulu. Kebanyakan orang mengisahkan
mengenai hal yang mirip. Intinya ada dia
makhluk lain. Teman cowo kantor kami yang baru-baru ini mengalami proses yang
sama artinya menginap di sana, menuturkan hal yang lebih detail. Dia bahkan
sengaja membroadcast di BBM mengenai keberadaan dia.
Belum
lagi cerita orang-orang bahwa dahulu tempat itu merupakan kuburan. Jadilah
tempat ini membuat semakin angker. Area kampus dan asrama ini sangat luas. Ada
danau yang luas di dalamnya. Daerah ini dipagari oleh tembok disekelilingnya
tetapi orang luar bisa masuk di kawasan ini untuk memancing di danau. Hampir
semua sudut area ini ditumbuhi banyak pohon yang lebat dan besar membuat
suasana teduh, tenang dan tentunya angker.Jika malam tiba, suasana menjadi sepi
karene memang area ini tidak dikelilingi jalan raya. Selain itu, lampu
penerangan yang tidak semua nyala membuat beberapa bagian gelap. Setiap
bangunan yang dihubungkan dengan jalan koridor-koridor mengingatkan kita pada
koridor-koridor rumah sakit. Koridor panjang dengan pemandangan di kanan kiri
pepohonan yang super rimbun. Jika malam tiba, terasa angker.
Kami
harus bertahan di tempat ini setidaknya 24 hari ke depan. Hari pertama aku dan
temanku berkeliling ke beberapa tempat
melihat situasi. Dalam satu kamar, ditempati 3 kamar tidur dan 3 orang serta 1
kamar mandi dalam. Untuk dua kamar, ada ruang tamu di tengah dan beranda untuk
menjemur handuk di samping. Setidaknya ketika kami mau masuk kamar ada 2 kunci
yaitu kunci menuju ruang tamu dan kunci menuju kamar. Sementara dalam kamar ada
3 pintu, yaitu pintu keluar, pintu ke kamar mandi, dan pintu menuju beranda
tempat menjemur.
Malam
pertama kami tinggal di sini, hampir tiap 1 jam sekali kami terbangun. Kami
bertiga tidak bisa tidur nyaman. Barulah malam-malam berikutnya kita tidur
nyenyak.Di malam hari kami hampir semua orang mendengar suara furniture
digeser-geser. Awalnya kita menganggap bahwa itu memang perbuatan orang yang
menggeser. Tetapi kadang suara itu tak
kenal waktu, malam2 atau pagi2 juga menggeser-geser.
Ini hal
yang menimpa diriku. Kami bertiga tinggal satu kamar, aku, N dan W. Ketika
teman kami si W pergi mengerjakan tugas kelompok sampai malam. Si N memilih
untuk tidur, sementara aku yang hendak tidur dilarang oleh N karena takut si W
tidak ada yang membukakan pintu. Untuk menghilangkan rasa kantuk, aku bermain
laptop. Menjelang jam 9 W belum pulang dan tidak ada suara apa-apa di luar,
sepi. Tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara pegangan pintu yang bergerak-gerak.
Tetapi aku pastikan bahwa itu bukan pegangan pintu di kamar kami, hanya
suaranya terdengar keras. Aku mencoba membangunkan N yang tertidur tetapi
rupanya N tak terbangun. Tak berapa lama suara itu pun hilang.
Kejadian
lain juga terjadi, ketika dua teman kamar kami, W dan N tugas kelompok dan
belum pulang. Otomatis aku menghuni kamar ini sendiri. Beruntung, teman kami
dari kamar yg berbeda MW datang. Kita mengobrol di kamarku. Ketika dia sedang
bercerita aku mendengar suara bapak-bapak berteriak seperti seorang yagn
kesakitan, lamat-lamat kudengar. MW sepertinya tidak mendengar, dia terus
bercerita. Aku pun mencoba menenangkan diri untuk tidak bercerita padanya
karena takut kami berdua juga ketakutan.
Cerita
lain dialami oleh teman kami W. ketika dia tidak sholat dan belum bisa tidur,
lamat-lamat dia melihat bapak-bapak dan anak laki-laki duduk di tempat tidur N.
W mencoba membangunkan N lagi-lagi N tak terbangun. Akhirnya, W mencoba
menelepon suaminya untuk menemani.
Di
minggu-minggu terakhir kami tinggal. W juga mengalami lagi. Tempat tidur yang
ia tiduri digoyang-goyang seperti orang membangunkan. Awalnya W mengira N yang
membangunkan. W hendak marah karena masih malam sudah dibangunkan. Begitu
melihat N masih tertidur pulas, W sadar bahwa yang membangunkan/menggoyang
tempat tidurnya bukanlah N. W ketakutan dan menelepon suaminya. Berkat
bimbingan doa dari suaminya, W kembali tenang dan tak takut.
Ada
cerita juga dari kamar sebelah. Kamar itu dihuni oleh K,F dan S. K adalah teman
satu kantor kami. Pada awal, K juga mengeluh tidak bisa tidur seakan suara
berisik yang tidak jelas sumbernya. Kami mencoba menenangkan dan menganggap itu
hanya proses adaptasi tempat baru. F juga punya sifat mirip K yang juga
penakut. Karena mereka punya jiwa yang sama, mereka cenderung membaca doa dan
sholat untuk menjauhkan rasa takut. Lain lagi dengan S, S ini dibilang
pemberani tetapi tidak, dibilang penakut juga tidak, intinya tidak jelas.
Pernah suatu kami S ini mencari sumber bunyi orang yang menggeser furniture,
sumber bunyi berasal dari atas. Memang, bangunan ini juga ada kamar atas.
Setelah S
menanyakan pada penghuni kamar atas ternyata jawabannya adalah mereka tidak
menggeser furniture. Tentu, siapa lagi kalau bukan dia. Justru jawaban dan kemudian marak diceritakan membuat kami
penghuni asrama gelisah, takut dan was-was. Lebih-lebih ternyata S juga
dikerjai oleh dia. Cerita bermula
ketika S ini sendirian di kamar, sementara teman lain K dan F sedang
mengerjakan tugas kelompok. S ditipu di bagian tengkuk oleh dia. Itu membuat K,F dan S tidak berani
tidur di kamar sehingga mereka mengungsi ke kamar tetangga. Setelah teman-teman
merayu dan membantu dengan banyak membaca quran di kamar mereka. Mereka bertiga
akhirnya mau dan memutuskan untuk tetap menempati kamar tersebut.
Kisah
lain juga dialami oleh beberapa teman, seperti seakan ada yang memanggil dari
luar ketika pintu dibuka tidak ada orang. Ada yang mimpi tentang tempat yang
kita huni merupakan kuburan masal. Ada juga yang diperlihatkan makhluk
menyeramkan di koridor. Bahkan salah satu teman
bercerita bahwa si S diikuti oleh dia
sampai ketika di kelas.
Ya
begitulah kisah yang mungkin saja dapat orang alami. Baik di tempat yang sama
maupun tempat lain. Sesungguhnya, dia, ada dan tiada dan dia ada di mana-mana. Dia barangkali
ingin eksis. Kita berharap dengan bekal iman dan ketakwaan terhadap Pencipta,
bias melindungi diri dari marabahaya, makhluk yang gaib atau syetan yang
terintergrasi pada tubuh manusia. Amin.
Sawangan, medio Oktober 2012
Komentar
Posting Komentar