Aku Dalam Berbagai Sisi



“De, besok kalau kamu pulang, ajarin mba pake jilbab kaya kamu yah, lucu, tapi dadanya tetap tertutup” kata mbakku suatu saat ketika kita saling menelepon.
“Insya Allah mbak, nti aku burning-in deh, jilbab-jilbab, aku donlot di youtube koq mbak.” kataku.
“Lho bukan di majalah?kan ada tuh banyak di majalah” tanyanya kembali.
“hehehe, kayak kamu ga tahu aku aja, klo di majalah kan bayar n agak mahal majalahnya, kl di youtube kan gratisan.hehehhe kl bisa gratis ngapain bayar.hehhe.” jawabku.
“Uh dasar”. Kata mbakku sembari tertawa bersama.

sehari menjadi jeng kelin
taken by riri

di pasifik place
di gondola ancol

paduan suara
rumah antapani bandung
paduan suara
kost lama
        
paduan suara
masih paduan suara

petugas upacara

Begitulah kami kakak beradik yang sering berkomunikasi dari hal yang sangat penting sampai hal yang sebetulnya tak terlalu penting. Aku mulai memakai kerudung sejak sma, sementara mbakku mulai memakai kerudung setelah kuliah.
Saat itu, bahan kerudung masih berupa kain yang tebal dan membuat gerah. Modelnya pun masih jadul, dengan pinggiran renda di pinggir kain. Jilbab yang kupunyai pertama berwarna putih karena digunakan untuk seragam sekolah. Terakhir, mamahku yang saat itu lebih suka memakai selendang untuk menutup kepala, membelikan aku jilbab warna hitam. Baru setelah aku berhasil mengumpulkan uang, aku mulai membeli jilbab langsung/bergo terutama ketika di rumah, karena lebih praktis.
Daleman jilbab/iner pun masih kain tipis  berenda. Tren saat itu semua berenda. Baru kemudian iner dengan topi agak keras bagian depan, ciput arab dari yang polos, berpayer, dua warna dan modifikasi lain. Berkembang pula dengan ciput ninja.
Untuk kota sekecil krangnyr/gmbng masih jarang orang menjual jilbab. Kalaupun ada mereka menjual penutup kepala/seperti topi dan biasanya dipakai oleh ibu2. Belakangan artis yang sering menggunakan model seperti itu adalah Dewi Huges. Untuk kami yang masih sekolah, lebih suka menggunakan kain segiempat.  Karena kami senantiasa bersekolah di sekolah negeri, maka jilbab lebih pada membeli sendiri. Berbeda dengan sekolah islam, jilbab sudah merupakan bagian dari seragam. Di belakang ditempel logo sekolah atau di pinggir jilbab dipasang pelisir warna identitas sekolah.
Setelah kuliah, aku diajari kakakku untuk lebih berhemat, mensiasati  agar tetap bisa menggunakan jilbab tetapi dengan biaya yang lebih hemat. Kakakku membeli kain sepanjang 1,5 meter kemudian diwolsum di pinggirnya, jadilah kami mempunyai jilbab agak banyak. kebetulan tren jilbab saat itu ya yang hanya di wolsum pinggirnya, bukan lagi renda-renda.
Muncul motif siang malam, artinya dalam satu jilbab segiempat ada dua motif yang berbeda. Ada pula jilbab gradasi, ada beberapa warna dalam satu jilbab, atau gradasi dalam artian jilbab bolak-balik dengan warna berbeda.
Jilbab langsung/bergo juga senada, dari yang tali dipakainya tali di belakang kepala. Kemudian,  bergo yang tinggal dimasukkan, ada yang jilbab seperti gadis penjual apel yang agak lonjong. Muncul bergo yang talinya dibawah leher, ada pula bergo yang dipopulerkan oleh rabbani, bergo ini agak lebar. Kemudian muncul jilbab dengan nama-nama pengguna, misal jilbab the ninih. Ada juga bergo yang seperti nama Negara, misal bergo siria, bergo maroko. Ada pula bergo berpayet, dan bergo rumbai-rumbai. Sampai bergo yang dimodifikasi biasanya sering digunakan ibu-ibu pejabat yang menginginkan kepraktisan ketika datang ke pesta/kondangan.
Semakin ke sini, semakin banyaklah toko jilbab atau sejenisnya. Kemudian muncul jilbab yang di pinggirnya berhiaskan mute-mute dari yang  hanya satu garis/line hingga bermute banyak. Bahkan ada mute Indonesia hingga mute jepang. Bahkan ada yang menjual mute lepasan yang bisa dipasang dengan disetrika agar menempel pada jilbab.
Muncul lagi dengan lebih banyak varian jilbab, jilbab paris, berbahan spandek, kaos, chiffon dan lain-lain.  Dahulu pasmina kurang begitu disukai. Sekarang pasmina banyak yang menggunakan, dari motif kota-kotak, polkadot, abtrak, floral, batik, pelangidan lain-lain. Bahannya pun beragam.
Bagi pecinta jilbab segiempat juga muncul jilbab rumbai-rumbai. Bentuk jilbab ini segiempat dengan hiasan rumbai-rumbai, bermotif ramai atau ada yang polos.

kos baru
danau UT
lagi paduan suara

sanggar belajar
wisuda GSP UGM
taken by riri

paduan suara again
taman ismail marzuki
senayan city

ruang rias P2M2
kos yogja

kos pondok cabe indah

“De, di kantor ada yang pake gamis?” tanya mbakku memulai pembicaraanku lagi.
“Engga, emang kenapa mbak?” tanyaku.
“Ya, kamu pake lah” mbakku menjawab.
“Jiah, aku kerja di kantor mbak, bukan ngajar pesantren kayak dulu di jogja, bukan dipanggil ust lagi, ntar dikira mau pengajian,” aku menjawab.
“Ya jawab aja, Alhamdulillah sesuatu, hehhehe” mbakku mengajak bercanda.
“Mbak tahu dan paham, gamis sekarang dah banyak yang modis dan formal lho de, gak kaya zaman kita kuliah dulu yang identik dengan harokah, yang kamu pasti tahu karena pernah nyemplung di dalamnya.hahhahah. Jadi ya ketika ada yang bilang gitu, santai aja. Ga usah dianggap pusing, lagi pula kamu bisa sekalian berdakwah, bahwa dengan kamu memakai gamis pun kamu harus buktikan tak akan mengganggu kinerja, atau relasi dengan customers atau orang lain. Gamis itu kebanyakan melindungi tubuh dari lekukan de, meskipun ada pula yang ketat. Dari segi kesehatan juga bagus, karena sirkulasi udara ke tubuh bagus, detailnya kamu lebih bisa pinter nyari daripada mbakmu yang S1.hehehe,” jawabnya memberi penjelasan.
“Jiah,pake bawa2  studi. Hihihi, tapi kan mbak, aq pake motor, ribet, kalaupun naik angkot juga ribet.” Jawabku agak ngeles.
“Ah, itu mah alesan kamu aja, dulu wktu km ngajar juga kan pake gamis, ya pake motor, terus waktu ngajar di SMK juga pake rok dan kamu okay2 aja ga pernah jatuh dari motor gara2 kesrimpet, itu mah tergantung teknik kita naik motor kali, aku aja terpukau dan sedikit bingung waktu kamu bisa pake rok bisa bawa gallon n bisa bawa gas tanpa harus bonus jatuh.” Mbakku sabar memberi penjelasan.
“Ah, mbak si enak naik mobil, ga ribet kl pake rok atau gamis, lha aku, kl di Jakarta kondisi jalan ga kaya di jogja atau di rumah mbak” jawabku masih ngeles lagi.
“Begini de, mbak doakan kamu bisa beli mobil kaya mbak, dan saat itu coba pake gamis yah. Insya Allah suami atau keluarga ngedukung koq de. Mba sekarang pake gamis terus. Hehehh. Lebih anggun, kelihatan cewenya.” Katanya.
“Iya mbak tinggi n langsing, lha kalau aku gendut n pendek, apa ga kaya lepet n makin terlihat pendek?” jawabku masih tak henti ngeles.
“Ah, ya karepmu, dilakukan ya syukur, engga pun ya ga masalah. Kl pendek kan bisa pake high heels, kl gendut ya dikurusin dong, olahraga, tredmill nih kaya mbak. Mbak yang anak dua juga masih sempet, masa kamu yang single, engga bisa.hahah. Anak-anak tidur, jangan ikutan tidur tapi itu waktu berharga untuk olahraga.” Mbakku menjawab dengan sabar.
“hehehhe, engga janji ya mbak” jawabku masih dengan becanda.
kos lama
latihan buat dandanin ibu2
still original

pasmina merah gratis
ungu bunga2
pasmina bunga2


biru polos
menemukan bros lama
biru polos juga


pertama masuk kuliah
suwuk beach
dua jilbab
  
 Begitulah kakakku, perhatian sampai dengan hal detai. Aku sangat sayang padanya. Karena dialah satu-satunya saudara sekandung , berasal dari ayah dan ibu yang sama. Beliaulah pengganti ayah dan ibu yagng telah lama meninggal.

I love u my sister….

Komentar

  1. asikk publish juga...
    ada nama ku... ^^

    BalasHapus
  2. iya, makasih yah dah membuatku lbh cantik..heheh
    besok hunting lagi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

IELTS

Tes Bahasa Hingga Akademik

Review Kantong Asi Untuk Si Ade Zio