Alhamdulillah Ibu Sudah Pulang


Hari ini, Alhamdulillah Ibu pulang dari Ibadah Haji. Bersyukur..bersyukur..bersyukur..senang dan bahagia. Ibu adalah budeku, yang selama ini merawat aku dari kecil (13 bulan) hingga sekarang. Ibu berangkat tanggal 14 Agustus 2017 dan pulang tanggal 25 September 2017.

Ibu sudah tidak lagi muda, lebih dari 60 tahun, hampir 70 tahun. Ibu pun pergi dengan sahabat  Ibu yang juga seusia sama. Hal itu pula yang membuat saya dan semua kakak-kakak deg-degan, banyak berdoa, dan pasrah campur aduk. Alhamdulillah, komunikasi dengan ibu via telepon bisa terjalin walau sempat lost contact. Akan tetapi masih bisa terhubung dengan ketua rombongan ataupun teman-teman. Alhamdulillah, ibu sehat selama di sana hanya ibu sakit batuk, waktu ditanya kencur habis? Ternyata ibu pake kencur juga untuk sayur bening.


Puncaknya, tepat tanggal 17 September 2017 sahabat ibu meninggal pukul 7.30 di Madinah. Menurut cerita Ibu, pagi hari ibu masih buatin teh ke Bu Jini (sahabat ibu). Kemudian, pimpinan rombongan mengatakan ini ibadah sunah, jika tidak ikut tidak apa2. Dan bu Jini menyuruh ibuku untuk berangkat. Ibu menitipkan Bu Jini ke dokter. Dan ternyata itu pertemuan terakhir ibu dengan almarhumah. Ibu tampak terpukul, ketika di telepon, ibu tidak bisa berkata apa2, hanya nangis.

Aku bisa memahami, Ibu dan Bu Jini masih saudara satu uyut, sahabatan dari kecil dan berlanjut hingga berumahtangga. Setelah menikah ibu mengikuti suami pindah di kecamatan yang berbeda, tetapi silaturahmi tetap terjaga sampai kakek nenek. Hingga akhirnya Bu Jini kehilangan suami dan disusul Ibuku yang juga ditinggal Bapak meninggal terlebih dahulu. Mereka mendaftar haji bersama, mengumpulkan uang bersama, latihan manasik bersama, saling support dan berbagi info, hingga berangkat bersama. Ibu punya penyakit hipertensi dan Bu Jini punya penyakit jantung. 
Ibu dan Bu Jini punya sifat yang sangat berbeda. Ibu pendiam cenderung tidak enakan, mau melangkah penuh pertimbangan. Sementara Bu jini, pintar ngobrol, kalau berbicara langsung, cepat emngambil keputusan. Mereka saling melengkapi kekurangan masing-masing.
Pertemuanku terakhir dengan Bu Jini saat walimatussafar Ibu, saya peluk erat Bu Jini dan menitipkan ibu padanya. Dan Bu jini mengatakan "sami-sami de" yang artinya sama-sama. Kadang Ibu (membahasakan diri bu Jini) gampang kentut, sareng2 nggih (sama2 ya). Ibu Jini yang ceria dan ekspresif sangat dekat dengan keluarga kami, begitu juga anak-anak bu Jini. 
Selang beberapa hari, ibu bisa bicara dan sepertinya emosinya sudah stabil. Alhamdulillah banyak kemudahan yang Ibu dapatkan. Semoga sehat-sehat ya Bu, panjang umur dan bahagia.


Bojongsari, 25 September 2017, saat Ibu pulang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IELTS

Tes Bahasa Hingga Akademik

Review Kantong Asi Untuk Si Ade Zio