Usaha Tak Pernah Menghianati Hasil

Tahun lalu (2016 ) sekitar bulan Mei, teman aku memperkenalkan mesin jahit mini. Sebenarnya aku suka menjahit tetapi pakai tangan..heheheh. Di rumah. Ibuku dan kakakku yang Cilangkap punya mesin jahit dan suka menjahit. Tapi entahlah, beberapa kali mencoba dan belajar pada mereka, selalu berbuah hasil berupa kegagalan. Maka sejak saat itu tidak terlintas untuk membeli mesin jahit karena merasa aku tidak berbakat.
Seorang teman dan disusul teman yang lain berusaha meyakinkan bahwa bisa menjahit dengan mesin jahit mini. Akhirnya, aku mulai belajar menjahit, dari cara memasang benang, memasang jarum dan memasang benang di bagian dalam, semua aku jalani. Hampir selalu berbuah hasil berupa kegagalan. Jarum patah, benang putus, dan tangan kena jarum itu sudah biasa. Hingga akhirnya aku di titik NYERAH.
Dan suami aku, yang kadang kata-katanya lembut lebih sering pedas mengucapkan “Gitu aja nyerah, jahit itu tidak hanya bakat tapi jam terbang”. Dari kata-katanya itu membuat aku lebih semangat. Mencoba dan mencoba lagi. Hingga akhirnya, aku bisa menghadirkan sebuah karya Perdana berupa Gorden.

Gorden
 
Bermula jendela teteh yang tidak pernah diberi gorden sampe sekarang karena jendelanya hanya berfungsi sebagai pajangan, lebih sering tertutup. Tetapi, mungkin nanti butuh gorden sudah ada dan tinggal pasang. Mengapa memilih gorden? Pertama, karena butuh dan Kedua karena tidak butuh pola. Maklum belum bisa buat pola yang rumit-rumit. Dijahit pinggirnya saja.
Sebelum bulan Ramadhan, Alhamdulillah berhasil menyelesaikan mukena kembaran dengan anak. Mengapa mukena? Pertama karena butuh dan kedua aku bisa mencontoh mukena yang ada. Alhamdulillah kaka cantik juga suka.

Daleman Mukena

Udah dipentulin

Dikaitkan talinya sekalian

Seperti Ini

Susah Moto Si Cantik

Produk selanjutnya, aku menemukan baju-baju yang agak sempit bisa kembali dipakai dengan memberikan resleting, modal 2 ribu. Kemudian, rumah di Kebumen belum ada gorden, setelah dapat angpau kegiatan simposium di slipi sekitar bulan November dan kebetulan ada teman yang nawarin sprei yang dibeli di ciledug. Jadilah, aku membeli kain sprei 10 meter dengan uang angpau.heheheh…alias dengan merek symposium. Gorden kali ini berbeda dengan gorden sebelumnya, gorden yang sekarang kubuat dengan gorden kerutan. Dilanjutkan terus dengan rok hitam polkadot kembaran dan taplak meja sisa kain gorden.
Baju-baju Diberi Resleting

Goreden yang sudah dipasang

Semoga, menjahit menjadi hobi dan terus-menerus bisa menghasilkan produk yang lebih bagus, lebih rapi, lebih bermanfaat.


Bojongsari, September  2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IELTS

Tes Bahasa Hingga Akademik

Review Kantong Asi Untuk Si Ade Zio