Surat untuk Pacarku




  
Kubuka pintu kamar, aku langsung menuju meja belajarku untuk menuliskan sesuatu. Seragam putih abu-abu masih melekat ditubuhku. Sengaja aku belum berganti pakaian, karena aku takut ketika aku berganti pakaian akut takut kehilangan tekadku yang sudah bulat. Kuputuskan untuk menulis surat dengan berbekal kutipan yang aku baca di sekolah tadi.
Meski tangan bergetar menuliskan kata demi kata, aku terus paksakan sambil terus berdoa agar Allah menghentikan getaran di tanganku agar aku bisa menulis dengan bagus setidaknya bisa dibaca.

Bumi Allah dalam naungan rahmatNYa, November 2009

Teruntuk: Orang yang Kucintai, Pacarku

Setelah kurenungkan aku takut hubungan ini membawa ketidaknikmatan dalam menikah, gak ada serunya lagi karena sebagian rasa cinta yang memudar karena termakan waktu dalam hubungan ini, dan komitmenku sebagai cewek menjadi kecil karena menggampangkan urusan untuk naik kejenjang pelaminan. Bahkan bisa jadi setan akan menjerumuskan.

Aku bukan cewek yang mudah termakan janji, ini demi kebaikan, agar hubungan dihentikan namun berkomitmen untuk kelangsungan pernikahan yang aku targetkan tahun depan, setelah aku melepas seragam putih abu-abu ini.

Dengan berhentinya hubungan pacar, ini bukan mundur, namun bagi kita ini justru sebuah kemajuan melangkah.

Dan aku bisa banyak waktu belajar buku memasak, waktu bagi diriku bisa belajar menjadi seorang Istri Shalihah, dan bagaimana Sunnah Nabi dalam mendidik anak-anak kita.
Kusadari hubungan pacaran itu palsu, aku merasa tidak tahu kepastian kapan meminangku, karena hanya menghabiskan waktu, bilang sayang..oh sayang, namun kata-kata tersebut hambar, huh emangnya aku cewek apaan?

Kamu harus siap meminangmu lahir dan bathin, bukan berlama-lama kencan, sedangkan semua urusan butuh planning, perencanaan dan target, apalagi menuju mahligai Rumah tangga ?

Pahamilah pacarku, pacarku aku harus cepat pulang, kembali kepada-Nya alias taubat..

Taubat, untuk memperbanyak ilmu, bukan berlama-lama menelepon diriku, dan bicara mengobral janji kata-kata kosong;
Ternyata pacaran itu seperti memperbanyak dosa saja, padahal kita butuh pertolongan Allah untuk menghalalkan hubungan kita. Agar doa kita diijabah, lalu Allah memperjodoh kita dan menghalalkan hubungan aku dan dirimu dengan pernikahan.


  Membangun keluarga Islami, sesuai Sunnah Nabi. Maafkan pacarku, sampai disini dulu, semoga Allah membimbing kita berdua, belajarlah taat kepada Allah dan siapkan dirimu sebagai calon imamku, calon pemimpin yang kuat Islamnya, dan surat ini adalah komitmenku bahwa aku harus menuju perpisahan ini demi kebaikan hubungan kita berdua dalam keridhoan Allah, yaitu menikah.

Jangan merasa terlalu lama, pacarku. Rindu tertahan karena Allah, akan indah dijalani dalam pernikahan, tidak ada hambatan, tidak ada kekhawatiran, tidak ada kepalsuan, semuanya halal, halal dan halal, semoga Allah merahmati kita dan mendapatkan perbaikan dalam hidup yang diridhoi Allah, Amin. 




Alhamdulillah surat telah selesai kutulis, kulipat dan kumasukkan amplop yang telah kusiapkan. Semoga esok hari, aku juga punya keberanian untuk menyampaikan padanya.


                                      

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IELTS

Tes Bahasa Hingga Akademik

Review Kantong Asi Untuk Si Ade Zio