Persiapan Terbang Perdana Claritza Ke Surabaya




Sejak mbak Lis (satu-satunya kakak kandungku) mengikuti suami ke Surabaya, aku belum pernah mengunjungi dia. Waktu aku masih di Jogja, aku sibuk menyelesaikan kuliah S2 dan segala pengeluaran benar-benar di pos kan untuk kuliah, hehehe mengingat saat itu benar-benar mpot-mpotan ngatur uang, udah berhasil lulus tanpa punya utang itu Alhamdulillah banget…hehehe..
Kemudian, setelah dah mulai kerja, ga mungkin juga sering minta izin ke kampus/sekolah, waktu itu soalnya dah sering banget ninggalin mahasiswa/murid buat ngikut ujian/ panggilan kerja, belum bolak-balik Jakarta-kebumen..dan waktu itu gajiku belum seberapa. Benar-benar besar pasak daripada tiang.
Kemudian, ketemu jodoh dan lagi-lagi pos keuangan buat nikah, eh…disusul lagi punya anak alias melahirkan. Jadilah rencana anjangsana tertunda mulu… Sampai akhirnya malu hati ini ketika mbak ku menengok Ritza, anak pertamaku pas dia lahir. Mereka sekeluarga lihat Ritza. Tapi kali ini aku tak bercerita soal itu.
Aku berkeinginan banget buat ngunjungin dua jagoan ponakanku, Kenaz dan Kevin dan kondisi rumahnya di Surabaya. Aku kumpulan uang buat beli tiket dari 50 ribu sampe 100 ribu. Sampai akhirnya terkumpul, aku minta izin ke suami. Awalnya sama sekali tidak boleh karena Ritza masih kecil dan sebelumnya aku dah minta izin pas masih hamil juga ditolak. Tetapi, melihat perjuanganku buat ngumpulin duit dan tekad kuat, akhirnya suami ngizinin…memang dalam hal ini  jadi inget film yang kutonton “Kompromi adalah awal dari kesuksesan”. Dan aku berhasil berkompromi dengan suami.
Penerbangan bersama suami adalah penerbangan biasa, hal yang berbeda, kali ini aku mengajak sang buah hati, Ritza. Ini penerbangan pertama Claritza 8 bulan. Kita tahu bersama bahwa perjalanan yang menyenangkan dimulai persiapan.
  1. Persiapan dimulai dengan memesan tiket.
 
Berangkat

Pulang

Kalau ini papa yang beliin tiket. Pilih penerbangan di jam anak tidur. Jam tidur malam cocok untuk perjalanan panjang dan jam tidur siang untuk perjalanan pendek. Yup, papa pilih penerbangan siang waktu tidur siang.
  1. Mengemas pakaian selama liburan di koper yang nantinya direncanakan masuk bagasi dan menyiapkan baju di tas jinjing yang direncanakan mudah diambil. Memilih barang-barang yang akan diletakkan di koper atau tas jinjing.
  2. Bawa makanan De Ritza sendiri..soalnya Ritza dah mpasi, kalau nenen aja takutnya tidak kenyang dan akhirnya rewel, nah, yang rugi kita juga dong…ribet dikit tapi perjalanan menyenangkan.
  3. Bawa peralatan tidur termasuk selimut, biar Ritza nanti tidur nyaman di pesawat.
  4. Sebelum naik, cek apa si Rita sudah buang air kecil dan besar. Dan untuk ini, mama nyerah nyuruh Ritza pake popok sekali pakai biar praktis… (hehehhe maaf ya nak, ga sering-sering koq)
  5. Bawa baju dan celana ganti di tas jinjing, serta sediakan tissue basah dan kering untuk mengantisipasi Ritza pub.
  6. Si mama mengalah untuk membeli earmuff (penutup telinga) untuk mengurangi tekanan udara di dalam kabin selama pesawat mengudara atau pengurangan tekanan udara secara drastis menjelang pesawat mendarat. Mudah-mudahan Ritza mau make, kalo tidak mau maka second plan disumpel pake kapas.
  7. Siapkan nenen mama, cara ini konon juga dapat mengurangi tekanan di telinga.
  8. Bawa mainan favorit Ritza.
  9. Siapkan mental. Kebanyakan penumpang mengerti bila ada penumpang lain membawa anak, namun ada juga penumpang yang merasa terganggu dengan kerewelan anak, apalagi sepanjang perjalanan. Jangan menyalahkan mereka atau diri sendiri. Lakukan yang terbaik untuk kerewelan ini. Serta coba cari penyebab segera mungkin.
Jika ada penumpang yang marah, jangan langsung membalasnya karena situasi ini akan membuat lebih runyam. Penumpang yang lain juga merasa berhak akan ketenangan karena mereka telah membayar harga tiketnya. Lebih baik Anda meminta bantuan pramugari untuk membantu mengatasi. Bila pesawat tidak penuh, Anda atau si penumpang yang marah dapat diminta pindah menjauh. Amit-amit, mudah-mudahan ga bakalan serunyam ini. Bismillah…
  1. Pelajari peraturan tiap maskapai mengenai bayi.
Berikut, aku berhasil mencari peraturan di maskapai yang berbeda-beda, semoga bermanfaat.
Ketentuan bayi naik pesawat Lion Air, Wings Air, Malindo, Batik Air:
Usia bayi:
  • Bayi berusia kurang dari 2 tahun (24 bulan) pada saat penerbangan.
  • Maskapai berhak tidak mengangkut bayi yang usianya kurang dari 2 (dua) hari.
  • Bayi berusia antara 3 (tiga) dan 7 (tujuh) hari harus memiliki Surat Keterangan Medis (terbit setidaknya 72 jam sebelum jam keberangkatan) dari dokter yang menyatakan bayi dalam keadaan sehat untuk perjalanan udara.
  • Orang tua bayi harus menandatangani Formulir Ganti Rugi yang membebaskan maskapai dari pertanggungjawaban sekiranya terjadi apa-apa dengan bayi selama penerbangan.
Tarif bayi: Sekitar 20% dari tarif dewasa.
Bagasi bayi: Tidak ada.

Ketentuan bayi naik pesawat Sriwijaya Air, NAM Air:

Usia bayi:
  • Bayi berusia 0-23 bulan pada saat penerbangan.
  • Lingkar pinggang bayi tidak boleh melebihi 40 cm dan kepala bayi tidak lebih tinggi dari hidung bawah pemangku.
Tarif bayi: Sekitar 10% dari tarif dewasa.
Bagasi bayi: Tidak ada.

Ketentuan bayi naik pesawat Garuda Indonesia:

Usia bayi:
  • Bayi berusia di bawah 2 tahun (24 bulan) saat penerbangan.
  • Bayi berusia di bawah 7 hari setelah dilahirkan tidak direkomendasikan untuk melakukan perjalanan menggunakan pesawat terbang Garuda Indonesia. Bayi prematur dapat terbang dengan melengkapi Medical Information (MEDIF) dan laporkan kondisi tersebut pada petugas darat.
  • Bayi harus disertai dengan seorang pendamping dewasa yang memangku bayi tersebut.
  • Pendamping tersebut harus bepergian pada penerbangan yang sama, di kelas yang sama, dan untuk tujuan yang sama dengan bayi.
  • Satu bayi wajib didampingi oleh satu penumpang dewasa yang mengambil tanggung jawab penuh atas bayi.
  • Bayi dapat menggunakan fasilitas Baby Basinet yang disediakan oleh Garuda di dalam pesawat (selama masih tersedia), namun pada saat lepas landas, mendarat dan kondisi turbulensi, bayi wajib dipangku.
  • Awak kabin akan membantu penggunaan sabuk pengaman khusus bagi bayi. Selain itu juga disediakan pelampung khusus bagi bayi yang akan dikumpulkan kembali setelah mendarat. Pelampung tersebut hanya digunakan pada saat kondisi darurat.
Tarif bayi: Sekitar 20% dari tarif dewasa.
Bagasi bayi: gratis 10 kg.
Stroller di kabin: Tidak diizinkan.

Ketentuan bayi naik pesawat Citilink:

Usia bayi:
  • Bayi berusia di bawah 2 tahun (24 bulan) saat penerbangan.
  • Bayi harus dipangku penumpang dewasa, satu orang dewasa hanya boleh membawa satu bayi.
Tarif bayi: Sekitar 20% dari tarif dewasa.
Bagasi bayi: Tidak ada.
Stroller di kabin: Tidak diizinkan.

Ketentuan bayi naik pesawat AirAsia:

Usia bayi:
  • Bayi berusia di bawah 2 tahun (24 bulan) saat penerbangan.
  • Bayi harus dipangku penumpang dewasa, satu orang dewasa hanya boleh membawa satu bayi.
Tarif bayi: Rp 150.000
Bagasi bayi: Tidak ada.
Stroller di kabin: Tidak diizinkan.

Ketentuan bayi naik pesawat Tigerair Mandala:

Usia bayi:
  • Bayi berusia kurang dari 7 (tujuh) hari tidak diizinkan ikut dalam penerbangan.
  • Bayi harus dipangku penumpang dewasa (berusia 18 tahun atau lebih), satu orang dewasa hanya boleh membawa satu bayi.
Tarif bayi: Rp 150.000. Jika ingin book tempat duduk sendiri untuk bayi, maka dikenakan tarif tiket dewasa.
Bagasi bayi: Tidak ada.
Stroller dan kursi bayi di kabin: Tidak diizinkan.

Ketentuan bayi naik pesawat Jetstar:

Usia bayi:
  • Bayi adalah berusia kurang dari 2 (dua) tahun saat penerbangan.
  • Untuk bayi berusia kurang dari 7 (tujuh) hari khusus Jetstar (JQ), Jetstar Asia (3K) dan Valuair (VF), orang tua harus mengisi formulir Jetstar Travel Celarance. Bayi dengan usia kurang dari 7 (tujuh) hari tidak diizinkan ikut dalam penerbangan Jetstar Pacific (BL) dan Jetstar Japan.
  • Bayi wajib disertai bukti usia seperti akte lahir atau paspor (wajib untuk internasional)
  • Bayi harus disertai dengan orang tua atau orang dewasa berusia 15 tahun atau lebih.
Tarif bayi:
Gratis jika tidak duduk di tempat duduk sendiri (khusus rute domestik dan rute antara Australia dan Selandia Baru). Untuk rute lain, berlaku tarif bayi.
Bagasi bayi: Tidak ada.
12.    Datang ke bandara tidak dengan terburu-buru
13.    Jangan biarkan anak tidur sebelum penerbangan. Ajak main dengan harapan Ritza tidur di pesawat.
14.    Membawa obat-obatan, ini untuk jaga-jaga aja..berharap tidak terpakai.
15.    Bawa kantong plastik kecil untuk membuang bekas popok sekali pakai atau muntahan kalau muntah…ih..mudah-mudahan tidak muntah…
Semoga perjalanan lancar dan menyenangkan ya anak baikku, Claritza, sehat selalu ya nak..

Penghujung Desember, Sawangan Depok 2014





Komentar

Postingan populer dari blog ini

IELTS

Tes Bahasa Hingga Akademik

Review Kantong Asi Untuk Si Ade Zio